Tugas Berat Relawan Patriot Desa
DISKUSI: Para relawan Patriot Desa berdiskusi sebelum melakukan pemetaan potensi Desa Darawolong, Kecamatan Purwasari. Selama satu tahun kedepan, mereka wajib bisa memberdayakan masyarakat.
Harus Bangun Satu Desa, Satu Usaha
KARAWANG, RAKA – Banyak cara mengabdi untuk negeri, salah satunya adalah terjun langsung berkontribusi membangun desa. Langkah inilah yang dipilih para relawan Patriot Desa yang merupakan program Pemerintah Jawa Barat. Dan pada Agustus ini ada empat desa di Karawang menjadi destinasi para Patriot Desa, salah satunya adalah Desa Darawolong, Kecamatan Purwasari.
Radar Karawang berkenalan dengan Agus Saefudin (27) dan Aldi Rafsanjani (25), sepasang relawan Patriot Desa di Desa Darawolong. Keduanya merupakan pemuda asal Kota Garut yang rencananya akan menjadi relawan di Karawang selama satu tahun kedepan. “Kita baru sampai ke sini hari Rabu kemarin, jadi masih harus pemetaaan dulu,” ucap Agus.
Agus menyampaikan, motivasinya menjadi Patriot Desa karena selama ini kegiatannya tak lepas dari pemberdayaan masyarakat. Pemuda yang sebelumnya aktif di lembaga zakat ini ingin melangkah lebih jauh untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Ia melihat selama ini masyarakat desa kerap dimarjinalkan oleh beberapa pihak. Padahal menurutnya desa adalah ujung tombak negara. “Kalau desanya gak kuat, kotanya ya sama,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tugasnya adalah menggerakan masyarakat desa agar lebih berdaya dan mandiri. Ada tiga tujuan utama Patriot Desa yakni one village one company (satu desa satu usaha), desa digital, dan gerbang desa. Sebab itulah dalam waktu dekat ia bersama rekannya Aldi mesti bisa memetakan segala aspek di Desa Darawolong, mulai dari budaya, potensi ekonomi, sumber daya alam, dan sumber daya manusia. “Saya di sini tuh sebatas fasilitator, sukses atau tidaknya tergantung masyarakatnya sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, Aldi menceritakan beberapa tahun silam selulus kuliah ia bekerja di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Pada saat itu Dinas Pertanian Mimika memintanya menyambi sebagai penyuluh pertanian. Di situlah ia mempunyai pengalaman menggerakan masyarakat setempat untuk lebih berdaya. “Karena di sana tuh kebanyakan tidak membudidayakan, mereka hanya mengambil saja di alam,” ceritanya.
Melihat petani bahagia bisa membudidayakan produk pertanian dan menjualnya sendiri, membuat Aldi juga turut bahagia. Keberhasilannya memberi penyuluhan bagi masyarakat Timika menyadarkan bahwa benar sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Sepulang dari Timika, ia membuka usaha budidaya jamur di kampung halamannya dan memberdayakan pemuda setempat. Dengan menjadi relawan Patriot Desa, ia ingin kembali menjadi orang yang bermanfaat.
Menurutnya ia mesti terlebih dahulu menjadi bagian dari masyarakat Darawolong, tidak serta merta berbuat semaunya. Selanjutnya baru ia menjadi fasilitator apa yang diinginkan masyarakat. “Apa yang dibangun itu masyarakat yang andil dan masyarakat yang merasakan manfaatnya, jadi kita di sini tuh sampai masyarakat tidak butuh kita lagi, dalam arti sudah mandiri,” pungkasnya. (din)