PUNYA TAGIHAN: Piutang PMI Karawang di sejumlah rumah sakit mencapai Rp2 miliar.
KARAWANG, RAKA – Sejumlah rumah sakit diklaim memiliki tunggakan ke Palang Merah Indonesia (PMI) Karawang yang nilainya mencapai Rp2 miliar.
Animo masyarakat Karawang untuk mendonorkan darahnya meningkat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Dalam sebulan rata-rata pendonor yang datang ke kantor PMI Karawang mencapai 500 pendonor. Jumlah tersebut memang meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan jumlah rata-rata pendonor 300 per bulan. “Mungkin masyarakat banyak membaca informasi terutama dari sosial media,” tutur Kabag Administrasi PMI Karawang Bonan Sanggabuana, Senin (21/10).
Lebih lanjut Bonan menerangkan, stok darah per bulan rata-rata 2.500 kantung. Jumlah stok tersebut dianggap aman untuk memenuhi permintaan kantung darah di seluruh rumah sakit di Karawang. “Permintaan kantung darah paling banyak dari RSUD Karawang sekitar 1.500 kantung per bulan. Alhamdulilah stok mencukupi, bahkan rumah sakit di Cikarang juga mintanya ke sini,” terangnya lagi.
Meningkatnya animo masyarakat membuat PMI memperpanjang jam pelayanan donor darah yang tadinya hanya sampai pukul 5 sore, kini sampai pukul 8 malam. Adapun pelayanan permintaan darah tetap dibuka selama 24 jam. “Kita bagi shift untuk petugas yang melayani donor darah. pagi ini saja sudah ada 10 pendonor yang datang,” jelasnya.
Ketua PMI Karawang Eli Amalia Priatna mengatakan, amannya stok kantung darah di kantonya tidak lepas dari banyaknya perusahaan yang menjalin kerjasama. Tiap harinya PMI menerjunkan tiga unit mobil untuk mengunjungi perusahaan-perusahaan di Karawang. “Kita jemput bola. Jadi Alhamdulillah stok darah tidak ada masalah,” terangnya.
Dia menuturkan, pada hari-hari biasa semua pelayanan di PMI Karawang berjalan lancar. Baik itu jumlah pendonor, stok kantung darah maupun pemenuhan permintaan kantung darah. Masalah akan muncul pada momen-momen nasional seperti bulan puasa dan musim mudik. “Bulan puasa itu pendonor berkurang, mereka kan mikirnya takut lemas dan takut batal. Musim mudik juga kecelakaan meningkat jadi permintaan stok darah juga meningkat,” jelasnya.
Meski demikian, bukan berarti saat ini PMI Karawang sama sekali tidak mengalami masalah. Eli menjelaskan, masalah terberat yang terjadi saat ini adalah besarnya tunggakan rumah sakit, dengan alasan pembayaran BPJS tersendat.
Menurutnya, tunggakkan rumah sakit tersebut mencapai tiga periode tagihan dengan nilai sebesar hampir Rp2 miliar. Hal tersebut tentunya berpengaruh pengadaan operasional kantor dan pemberian gaji karyawan. “Ini kan lembaga non profit, keadaan sangat sulit karena di RS-nya mandek,” ungkapnya.
Sementara itu Vika, Humas BPJS Karawang mengatakan tidak mengetahui perihal tunggakkan rumah sakit kepada PMI. Karena hal tersebut menjadi kewenangan pihak rumah sakit terkait. Dia mengatakan, selama ini pihak BPJS tetap menjalin hubungan baik dengan pihak rumah sakit. “Kita selama ini menjalin hubungan baik kok, kan kalau ada tunggakkan juga kita yang kena denda,” pungkasnya. (cr5)