TETAP BEROLAHRAGA: Sejumlah warga Karawang berkumpul di Taman I Love Karawang, kemarin.
KARAWANG, RAKA – Kondisi lalu lintas di Jalan Ahmad Yani nampak normal, Minggu (15/3) pagi. Tidak ada kegiatan car free day hari itu, sebagaimana telah diintruksikan dalam surat edaran Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana sehari sebelumnya, sebagai upaya pencegah penyebaran virus corona. Meski demikian beberapa tempat ikonik sepanjang jalan tersebut seperti taman I Love Karawang, dan Lapang Karangpawitan masih banyak dikunjungi warga, untuk berolahraga maupun sekadar berkumpul bersama.
Heriyanto (29), salah satu warga yang mengunjungi Taman I Love Karawang mengaku tidak tahu bahwa hari itu kegiatan car free day ditiadakan untuk sementara. Ia sendiri sempat merasa heran dengan masih banyaknya lalu lalang kendaraan saat tiba di lokasi sekitar pukul 07.30 WIB. “Tadi pagi aneh juga kenapa kok jalannya masih dibuka, kirain saya yang telat mungkin jalan sudah dibuka,” ucapnya yang saat itu datang bersama sang istri dan anak.
Heriyanto juga menilai suasana pagi itu masih ramai meski car free day ditiadakan. Hanya saja memang masyarakat tidak bisa menggunakan badan jalan untuk beraktivitas. Ia juga sebenarnya mengaku khawatir dengan penularan virus corona, dan akan lebih menghindari tempat keramaian. “Pemerintah juga bagus kalau misalkan ditutup tuh car free day, untuk mencegah juga sih sebenarnya,” tuturnya.
Warga lainnya Dadan Hartono (23) juga mengaku belum mendapat informasi pagi itu car free day ditiadakan untuk sementara. Ia yang datang sejak pukul 06.30 WIB pagi malah sempat berpikir terjadi insiden kecelakaan yang jadi sebab tidak adanya car free day. Sepengamatannya, saat itu banyak warga beraktifitas di sepanjang trotoar jalan. Ia mendukung tindakan yang diambil oleh Pemkab Karawang, namun sebaiknya disiapkan petuas yang mengatur dan mengimbau agar masyarakat tidak beraktifitas di jalan. “Takutnya kayak saya baru ke sini, kok ini dibuka? Takutnya lupa, biasanya di jalan kan, karena tadi gak ada yang ngasih tahu juga,” terangnya.
Ditiadakannya car free day untuk sementara tentunya memberi pengaruh bagi para pedagang. Dedi (39) misalnya, pria yang biasa menjual makanan di sekitar Stadion Singaperbangsa setiap minggu pagi, mangaku omzet penjualannya hari itu menurun. Dedi sebenarnya sudah tahu kabar ditiadakannya car free day sejak Sabtu sore sebelumnya, namun pagi kemarin tetap berjualan karena sudah terlanjur belanja bahan. “Kalau pedagang sih pengennya tetap jualan,” ujarnya.
Mengenai ditiadakannya car free day, bupati Karawang sempat mengatakan keputusan tersebut menyusul arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghentikan sementara kegiatan mingguan tersebut. Bukan hanya car free day, kegiatan lainnya yang mengumpulkan banyak massa namun sifatya tidak wajib dilaksanakan diimbau untuk ditiadakan. “Car free day tadi sudah ada surat keputusan bupati, sama seperti yang dilakukan oleh pemerintah pusat, presiden, dan gubernur, untuk menghentikan sementara kegiatan yang mengumpulkan masyarakat dimana kegiatan itu bukan kegiatan wajib,” terangnya saat menghadiri suatu acara di Kecamatan Telukjambe Timur, Sabtu (14/3).
Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan memang telah menyarankan kepada setiap kepala daerah kota/kabupaten untuk meniadakan car free day sementara waktu. Meski demikian, wewenang mengenai hal itu bergantung pada kebijakan yang diambil oleh masing-masing wali kota atau bupati. Ia mengimbau masyarakat untuk dapat mengukur dan menahan diri, sebaiknya jangan menghindari kerumunan skala besar yang tidak esensial. “Tapi kalau wajib (menghadiri), kita melakukan tindakan pengamanan yang terukur, kalau salat misalkan bawa sejadah sendiri, diimbau wudunya di rumah jangan di masjid,” imbaunya. (din)