Warung Mampu Bersaing dengan Minimarket
KARAWANG, RAKA – Harga murah masih diburu masyarakat. Siapa yang lebih murah pasti ramai pengunjung. Kusnara (25) warga Kuningan yang kuliah di Karawang, lalu membuka warung di pinggir jalan persis di minimarket, mengaku tidak ada keluahan soal banyaknya minimarket. “Terkait adanya minimarket itu pengaruhnya sedikit,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (21/3).
Ia melanjutkan, masyarakat yang membeli makanan di warungnya masih terbilang ramai, walaupun dia baru dua bulan membuka warung di sekitar Tanjungpura. Baginya masyarakat masih memilih warung-warung yang masih menjual dagangan dengan harga murah, dibanding membeli di minimarekt yang harganya lebih mahal. “Tidak sama sekali terganggu, karena masyarakat biasanya beda sedikt (harga) saja udah berpaling ke tempat lain,” katanya.
Kusnara mengaku menjaga warung bukan hanya dua bulan terakhir ini, namun sebelumnya dia pernah membuka warung di dekat Stasiun Karawang.
Karena habis kontrak terpaksa pindah ke Tanjungpura. Di tempat baru itu penghasilan Kusnara tidak seperti di tempat lama, yang biasanya sehari mendapat Rp1,5 juta. “Karena ini warung baru, jadi biasanya sehari-hari bisa dapat mencapai antara 500an samapai 600an ribu,”katanya.
Begitu juga yang dirasakan Entin (51), penjaga warung di pinggir jalan Lamaran Syekh Quro. Dia mengaku tidak ada penurunan penghasilan karena banyaknya minimarket. “Karena warung ibu kecil, jadi biasa aja, ini mah warung kopi biasa,” jelasnya.
Entin melanjutkan, pengunjung yang datang ke warungnya paling untuk membeli kopi dan gorengan. Berbeda dengan kebutuhan konsumen datang ke minimarket, yang membeli macam makanan atau barang-barang lainnya. “Yang ngopi di sini mah orang-orang yang ke kantor BRI, paling orang lewat juga,” katanya.
Rafi Rian (16) warga Kampung Baru 2 Pasir Jengkol, Majalaya, mengaku jarang jajan ke minimareket, lebih memilih ke warung. “Karena lebih murah dan lebih dekat juga,” ujarnya saaat ditemui di samping pos satpam Buana Taman Sari. (cr4)