Dosen Fakultas Ilmu Komputer Unsika, Nina Sulistiyowati
KARAWANG, RAKA – Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberi banyak kemudahan bagi masyarakat. Namun tentunya ada resiko yang mengintai terutama dari penggunaan internet. Sejumlah hal buruk mungkin terjadi dari kebocoran data pribadi di internet.
Pakar teknologi dan informasi, Nina Sulistiyowati menyampaikan, kebocoran data pribadi dapat menimbulkan kerugian materil. Kerugian materil ini akan lebih besar jika kebocoran data dialami oleh korporat atau organisasi. Kerugian lainnya adalah penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Bukan tidak mungkin seseorang mengatasnamakan diri kita untuk melakukan tindak kriminal.
Nina yang juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Singaperbangsa Karawang menjelaskan, sejumlah celah yang menyebabkan data pribadi bocor. Salah satunya adalah penggunaan wifi di tempat umum. Sebab itu ia menyarankan untuk menggunakan data selular pribadi saat melakukan aktivitas di internet, terlebih jika hal tersebut terkait informasi penting seperti data perusahaan atau perbankan. “Ada yang bilang pakai VPN saja, memang bisa lebih aman tapi masih ada celah, penyedia jasa internet kita bisa memantau aktivitas kita, jadi mesti berhati-hati juga,” terangnya, Minggu (15/11).
Celah lainnya adalah penggunaan penyimpanan awan sebagai tempat pencadangan data penting. Padahal kita tidak tahu siapa pengelola penyimpanan awan tersebut. Sebab itu sebaiknya memilih data apa saja yang akan diunggah ke penyimpanan awan. Ia juga menyarankan untuk terlebih dulu mengenkripsi data penting sebelum mengunggahnya ke penyempinan awan. “Jadi nanti kita password-nya tahu, tidak bisa diakses pihak ketiga, satu cara lain buat amanin data di internet pakai password, harus kombinasi huruf dan angka agar tidak mudah diretas,” paparnya.
Meng-install aplikasi juga bisa menjadi celah kebocoran data. Ia mengatakan masyarakat kerap memberi akses pengembang aplikasi tanpa memahaminya terlebih dahulu, seperti mengakses kontak atau akses galeri. Untuk hal ini sebaiknya masyarakat mengunduh aplikasi dari publisher terpercaya dan aplikasi tersebut memiliki sertifikat keamanan data. “Jangan asal kasih izin asal next saja saat install aplikasi,” ucapnya lagi.
Masyarakat juga mesti berhati-hati menggunaan sosial media. Bijaklah dalam membagikan informasi pribadi dengan memilah mana yang sebaiknya tidak dipublis. Selain itu, batasi siapa yang dapat melihat informasi pribadi. Kepingan informasi pribadi dari sosial media menjadi celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan.
Kebocoran data juga bisa terjadi ketika perangkat hilang dan jatuh ke pihak lain. Sebab itu, sebaiknya manfaatkan fitur pengamanan data pada perangkat yang dapat mengontrol data dari jarak jauh saat perangkat hilang. Dengan fitur tersebut, data pada perangkat bisa dipindahkan atau dihapus serta perangkat yang hilang tersebut dapat diblokir.
Masih dikatakan Nina, pada era saat ini aset penting bukan hanya benda materil melainkan juga data pribadi. Sayangnya masyarakat kerap baru menyadari ini saat mengalami kebocoran data. “Ada dua pilihan dalam menggunakan internet, biasanya kalau kita pengen nyaman ya memang ga aman, kalau kita pengen aman ya memang gak nyaman bikin ribet gitu,” ungkapnya.
Ia mengingatkan masyarakat untuk bijak membagikan data di internet, jangan mudah meberikan data pada pihak lain yang tidak tahu kepentingannya. Sejatinya setiap orang punya hak untuk menanyakan untuk apa data kita digunakan, dan darimana seseorang mendapat data pribadinya. “Pokoknya bijak menggunakan sosial media, bijak menggunakan aplikasi yang ada di handphone kita, bijak membagikan data pribadi,” pesannya. (din)