dr. Dedi Kurniawan, SpA
KARAWANG, RAKA – Ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah ruangan khusus untuk menangani secara insentif bayi yang baru lahir dalam kondisi gawat darurat. Ada banyak faktor yang menyebabkan bayi perlu dirawat di ruangan NICU sebagai upaya menyelamatkan dari kematian saat persalinan.
“Kasus kematian anak (saat persalinan) di Jawa Barat itu tinggi untuk ukuran nasional, salah satunya di Karawang juga cukup tinggi,” ungkap dr. Dedi Kurniawan, SpA, Rabu (22/7).
Dokter spesialis anak di rumah sakit Hermina Karawang ini menyampaikan, salah satu faktor bayi mesti dirawat di ruang NICU adalah kelahiran prematur. Bayi yang lahir sebelum waktunya memiliki organ-organ yang belum sempurna. Misalnya paru-paru yang belum dapat bernafas dengan baik atau jantung jantung yang belum mampu berdenyut dengan baik. “Otak pun belum bekerja dengan bagus, artinya dia butuh bantuan, NICU dibentuk untuk menstabilkan bayi dengan kondisi seperti itu,” paparnya.
Perawatan NICU pada bayi cukup kompleks dan tergantung pada kondisi bayi saat itu. Tidak menutupkan kemungkinan terjadi komplikasi gangguan organ sehingga memerlukan berbagai tindakan dan pengobatan. Itulah sebabnya biaya perawatan NICU pada umumnya relatif mahal. Karena itu sabaiknya para calon orang tua menyiapkan jaminan kesehatan bagi dirinya dan sang bayi guna berjaga-jaga jika saja perawatan NICU perlu dilakukan.
Dr. Dedi mengatakan, persalinan bayi sangat dipengaruhi bagaimana calon ibu menjaga kandungannya. Dikatakannya, tidak sedikit masyarakat yang kurang kesadaran untuk melakukan kontrol kandungan secara rutin bahkan tidak sama sekali. Tidak adanya kontrol kandungan ini membuat persalinan tidak dapat diprediksikan dan tidak dipersiapkan dengan baik. Dengan kontrol yang rutin tenaga medis dapat memperkirakan dan mempersiapkan kemungkinan yang terjadi saat persalinan.
Proses persalinan juga dapat menjadi faktor yang menyebabkan bayi mesti dirawat di ruang NICU, hal ini sebab bagaimanapun proses persalinan tentunya mempuyai resiko. Salah satu kasusnya adalah “macet” saat persalinan dimana bayi sulit untuk keluar namun bayi kekurangan oksigen selama proses persalinan (asfiksia). Meskipun dalam kandungan bayi tidak mengalami masalah, kondisi asfiksia dapat menyebabkan bayi kejang-kejang bahkan pendarahan di otak sehingga perlu perawatan NICU.
Bayi dengan kondisi adanya kelainan bawaan sejak dari dalam kandungan juga tentunya mesti menjalani perawatan NICU. Namun di samping itu, ibu hamil dengan kelahiran beresiko tinggi mesti menyiapkan kemungkinan ini. Kelahiran beresiko tinggi diantaranya ialah ibu hamil dengan riwayat hipertensi, kencing manis, Preeklampsia Berat (PEB), atau juga punya riwayat sering keguguran.
Untuk menanggulanginya, Dedi mengingatkan para ibu hamil melakukan kontrol kandungan secara rutin dan teratur serta tanggap terhadap keluhan yang dirasakan. Bagi ibu dengan kelahiran beresiko tinggi disarankan melakukan persalinan di rumah sakit agar mudah cepat ditangani dan memperkecil kematian pada bayi. “Ketiga, ya mempersiapkan jaminan kesehatannya, jangan sampai nanti saat kelahiran baru bingung, kan sekarang ada KIS, Jamkesda,” pungkasnya. (din)