Uncategorized

Kawista Masih Kalah Pamor

TELAGASARI, RAKA – Buah khas endemik Karawang, kawista nampaknya masih kalah pamor dengan padi dan kawasan industri. Pemerintah Kabupaten Karawang pun hingga saat ini belum mau mendistorsi buah tersebut menjadi salah satu ikon di Kota Pangkal Perjuangan.

Wawan Syarief, penyelia tanaman kawista Karawang mengatakan, diakui atau tidak, dirinya akan terus meregenerasi tanaman ini agar tidak punah. Karena beberapa perusahaan swasta di Karawang International Industrial City (KIIC) ada yang melirik, walaupun sebatas menunjukan kepada tamu-tamu besarnya. Artinya, masih banyak orang menganggap kawista ini sebagai pelengkap saja, bukan untuk dikembangkan. Padahal, buah kawista bisa dibuat jus, dodol dan selai. Apalagi buah endemik dengan kulit keras seperti batok kelapa ini, hanya tumbuh di Karawang dan Tuban Jawa Timur. “Selebihnya jika tumbuh (di daerah lain), rasa buahnya tidak selezat di Karawang dan Tuban,” kata Wawan kepada Radar Karawang, Minggu (10/3).

Ia melanjutkan, Pemkab Karawang sedang mengembangkan batik motif kawista, namun masih setengah hati karena penetrasinya belum segereget batik padi yang selama ini banyak dipakai orang. “Pasar kawista juga masih dijajakan manual. Padahal kreativitas olahannya sudah bisa dilakukan seperti membuat jus kawista, dodol, selai maupun lainnya,” ujarnya.

Sebagai penyelia tanaman kawista, kata Wawan, dirinya sering diundang sebagai narasumber di internal komunitas pecinta tanaman langka. “Saya siap memberikan pemahaman kepada siapa pun yang ingin tahun lebih dalam tentang tanaman ini,” ujarnya. (rud)

Related Articles

Back to top button