
radarkarawang.id – Berita baik datang dari dunia konservasi Indonesia. Tim ekspedisi gabungan yang dipimpin oleh TNI Angkatan Darat berhasil menemukan populasi macan tutul yang signifikan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang. Penemuan ini bukan hanya sekadar data, tetapi juga harapan baru untuk kelestarian salah satu predator paling langka di Pulau Jawa ini.
Ekspedisi yang digagas oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak ini memasang 40 kamera jebak di kawasan Pegunungan Sanggabuana. Selama ekspedisi ini, kamera merekam 198 aktivitas satwa, dan yang paling mengejutkan, berhasil mengidentifikasi 19 individu macan tutul dan macan kumbang, termasuk dua anak macan.
Fakta Penting dari Penemuan Ini
Bernard T. Wahyu Wiryanta, Koordinator Tim Survei dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), menjelaskan bahwa temuan ini sangat krusial. Selain memberikan data populasi, ekspedisi juga melakukan pemetaan pakan dan mitigasi ancaman. “Data ini akan menjadi dasar kuat untuk mengusulkan perubahan status hutan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi,” ujar Bernard.
Perubahan status ini sangat penting untuk memastikan perlindungan hukum yang lebih kuat bagi habitat satwa langka. Dengan kepadatan populasi macan tutul di area seluas 10.000 hektar, konservasi yang lebih ketat sangat dibutuhkan untuk mencegah ancaman ekologis di masa depan.
Peran Krusial TNI AD dalam Konservasi
Kehadiran prajurit TNI AD dari Menlatpur Kostrad tidak hanya terbatas pada penelitian. Mereka juga berperan vital dalam patroli antiperburuan liar dan pencegahan perambahan hutan. Kolaborasi ini terbukti efektif di lapangan, di mana kehadiran prajurit berhasil menekan angka perburuan satwa dilindungi secara signifikan.
Temuan ini merupakan capaian penting. Survei ilmiah untuk mendata populasi macan tutul di kawasan Sanggabuana baru pertama kali dilakukan. Selain macan tutul, kamera jebak juga berhasil mendokumentasikan keberadaan satwa langka lain, seperti Elang Jawa, yang semakin mengukuhkan status Sanggabuana sebagai kawasan konservasi bernilai tinggi.
Sebelumnya, Jenderal Maruli Simanjuntak telah menegaskan komitmen TNI AD dalam menjaga keanekaragaman hayati. “TNI AD akan terus mendukung kegiatan pelestarian hutan lindung seperti ini,” ungkapnya.
Dengan hasil ekspedisi ini, diharapkan proses penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi dapat dipercepat. Penemuan 19 macan tutul ini tidak hanya memberikan harapan, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang. (rk)