Karawang
Trending

KB Implan Bertambah Setiap Bulan di Cibalongsari

KARAWANG, RAKA — Di balik derasnya arus urbanisasi Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Karawang, terselip kisah perjuangan seorang perempuan yang menjalani dua peran sekaligus, PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di pagi hari, dan bidan di siang hari.

Dialah Rizki Rulhaq (34), ASN PPPK yang sejak Oktober 2023 bertugas mengawal program KB dan kesehatan keluarga di desa dengan jumlah penduduk tertinggi di Karawang, mencapai 43.595 jiwa.

“Saya mulai dari Margasari, lalu ke Nagasari. Jumlah KK masih kecil waktu itu. Tapi ketika ditempatkan di Cibalongsari, kaget luar biasa. Hampir setiap gang ada rumah. Sekali pelayanan bisa sampai puluhan orang, terutama MOW (Metode Operasi Wanita), bisa 15 akseptor sebulan,” ujar Rizki, beberapa waktu lalu.

Meski baru bertugas di Cibalongsari selama setahun, Rizki sudah menyaksikan betapa tingginya kesadaran masyarakat terhadap program KB.

Hal ini tak lepas dari dukungan penuh Kepala Desa Cibalongsari, Titi Hayati, yang menyediakan alat kesehatan lengkap bagi para kader dan petugas lapangan.

“Di sini kami enggak perlu repot bawa alat dari rumah. Dari cek tensi, kolesterol, sampai gula darah, semua sudah difasilitasi desa. Kader juga sudah siap, tinggal bawa. Dukungan dari Bu Kades luar biasa,” jelasnya.

Namun, bukan berarti tugas Rizki berjalan tanpa tantangan. Ia masih ingat betul satu kejadian yang paling membekas, yaitu saat menangani kasus dislokasi alat kontrasepsi IUD yang berpindah ke area anus. Kasus itu terjadi pada warga berdomisili di Cibalongsari namun masih ber-KTP Karawang Barat.

Proses penanganannya tidak mudah, butuh dukungan lintas instansi dan dana yang tidak sedikit.
“Alhamdulillah, Bu Kades gercep (gerak cepat). Beliau langsung bantu urus administrasi UHC, bahkan bantu BPJS yang sempat menunggak. Dalam sehari, KK bisa beres. Warga itu akhirnya mendapat penanganan secara gratis, tanpa mengeluarkan uang,” tutur Rizki dengan mata berbinar.

Dalam hal capaian KB, Rizki mencatat angka yang cukup membanggakan: MOW (Metode Operasi Wanita): 210 akseptor, implan bertambah setiap bulan, meskipun harus berbagi kuota dengan desa lain. Cakupan Peserta KB Aktif (CU Perpusu)]sudah mencapai 70 persen. Namun, salah satu pencapaian terbesar Desa Cibalongsari adalah zero stunting.

“Stunting nihil, tapi memang masih ada dua warga dengan gizi kurang. Peran Bu Kades sangat besar. Semua ibu hamil, tanpa pandang bulu, diberikan susu rutin. Begitu juga dengan baduta (bayi dua tahun ke bawah) yang tidak lagi ASI, mereka diberi susu SGM setiap bulan,” katanya.

Sementara itu, program pemberian susu dilakukan secara rutin melalui kunjungan kader TPK (Tim Pendamping Keluarga) ke rumah-rumah. Kader tak datang dengan tangan kosong, mereka membawa edukasi, dukungan psikologis, dan tentu saja, susu bergizi.c

“Bu Kades tidak memandang status. Semua ibu hamil diberi perhatian yang sama. Ini yang jadi kunci sukses kami dalam mencegah stunting,” tutup Rizki. (uty)

Related Articles

Back to top button