HEADLINEKARAWANG

Keasrian Green Canyon Memudar

KURANG TERTATA: Pengunjung Green Canyon mengeluhkan sampah yang mulai banyak terlihat.

KARAWANG, RAKA – Green Canyon Karawang menjadi salah satu primadona wisata alam di tepian selatan Kabupaten Karawang. Meski pada kenyataannya destinasi ini diakui dan dikelola oleh dua kabupaten yang berbeda. Hal ini karena Kali Ciomas yang menjadi objek wisata merupakan batas alam antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bogor.

Green Canyon Karawang terletak di Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan, letaknya sejauh 41 kilometer dari pusat kota ke arah selatan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 20 menit dengan sepeda motor.

Tidak ada angkutan umum untuk menuju objek wisata ini. Dengan demikian menggunakan kendaraan pribadi adalah opsi terbaik menuju lokasi wisata ini, namun perhatikan betul indikator bensin sebab jika berangkat dari arah Karawang, SPBU terakhir berada di Desa Tamansari yang letaknya 27 kilometer sebelum tempat tujuan.

Kendaraan pariwisata seperti bus tiga perempat bisa saja menjadi pilihan jika berangkat bersama rombongan, namun tidak disarankan sebab akses jalan yang sempit meskipun beton jalan cukup mulus. Maka tak ayal pengunjung yang datang biasanya hanya kelompok kecil seperti keluarga, lingkaran pertemanan atau pasangan kekasih. Tidak ada rombongan wisata kelompok besar semisal rombongan siswa atau instansi layaknya di objek wisata besar di luar kota.

Objek wisata Green Canyon Karawang sendiri merupakan ngarai yang diapit oleh tebing batu. Di ujung ngarai tersebut terdapat curug kecil setinggi kurang lebih tiga meter yang disebut Curug Ciomas. Daya tarik objek wisata ini adalah kealamian aliran kali serta hijaunya pepohonan pada bukit di kedua sisi kali.
Perwajahan alam yang menurut warga setempat mirip objek wisata Green Canyon Pangandaran, menjadikan lokasi ini disebut pula Green Canyon.

Mandor Wisata Green Canyon Karawang, Marhum menuturkan, objek wisata ini mulai dikelola menjadi tempat wisata sejak 2017 silam. Kabupaten Karawang mengelola bagian timur kali, sedangkan bagian barat dikelola oleh Kabupaten Bogor.
Meski demikian tiket masuk baik di pintu timur maupun pintu barat tak beda harga yakni Rp10 ribu. Hanya saja polis asuransi di pintu Karawang hanya sebesar Rp500 per tiket, sedangkan di pintu Bogor polis asuransi sebesar Rp1.500 per tiket. “Kalau Karawang sendiri tiga pengelola yaitu Perhutani, BUMDes Medalsari, sama LMDH Giri Makmur,” terangnya.

Ia menuturkan, jumlah pengunjung pada hari kerja tidak lebih dari 10 orang. Sedangkan pada akhir pekan khususnya hari Minggu bisa mencapai 100 pengunjung. Adapun pada hari libur nasional, jumlah pengunjung dapat menyentuh angka 200 per hari. Omzet yang didapat dari penjualan tiket dibagi dengan persentase 40 persen untuk Perhutani, 40 persen BUMDes, 15 persen LMDH, dan 5 persen untuk kebutuhan lainnya. “Gaji karyawan itu kebijakan masing-masing lembaga, di BUMDes ada (karyawannya), LMDH ada,” ucapnya.

Keamanan pengunjung belum diperhatikan betul, misalnya tidak ada pembatas di tepi atas curug, padahal banyak orang berenang di ngarai tepat di atas curug tersebut. Sejumlah anak kecil juga nampak meloncat dari atas curug, meskipun telah ada spanduk peringatan larangan melakukan hal itu, namun tak ada satu pun petugas yang menegur.
Keasrian Green Canyon pun mulai memudar dengan adanya sampah yang mengotori aliran maupun tepian kali. “Di sini susah banget kita nemu yang namanya tempat sampah. Curugnya juga banyak sampah, jadi kalau dari kebersihan ditingkatkan lagi fasilitasnya, tapi di Karawang sudah ada (tempat wisata) kayak gini sudah oke lah,” komentar Riri (21), salah satu pengunjung asal Telukjambe Timur. (din)

Related Articles

Back to top button