Purwakarta

Kekeringan Makin Parah

PURWAKARTA, RAKA – Berdasarkan data BMKG, sejumlah kecamatan di Kabupaten Purwakarta masuk dalam kategori wilayah rawan kekeringan.
“Ada 13 dari 17 kecamatan yang termasuk zona merah rawan kekeringan,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibiesono.

Selain untuk areal pesawahan, pihak DPKPB Purwakarta terus mengoptimalisasi bantuan air bersih kepada masyarakat. “Masih optimalisasi bantuan kepada masyarakat, bisa memanfaatkan call center atau sosial media di bawah pemerintah daerah,” katanya.

Sementara itu, pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya mengurangi potensi kekeringan di sejumlah kecamatan di Purwakarta. Diantaranya dengan menyalurkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) berupa selang air sepanjang 7.300 meter kepada para petani di sejumlah wilayah Purwakarta.

Salah satu yang menjadi kendala, menurut Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perkebunan Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan adalah jauhnya sumber air untuk mengairi areal pesawahan, bahkan di salah satu wilayah diperlukan selang air sepanjang satu kilometer. “Jarak dari sawah ke sumber air ada yang sampai satu kilometer, itu salah satu kendala tetapi kita terus upayakan untuk ada solusi,” kata Agus.

Bantuan tersebut telah disalurkan ke 23 kelompok tani dan mulai digunakan bersama 350 unit mesin pompa yang telah dibagikan sejak 2007. Mereka tersebar di Kecamatan Cibatu, Campaka, Purwakarta, Pasawahan, Bungursari, Babakancikao dan Jatiluhur.

Agus mengatakan, pihaknya juga memanfaatkan sumber air yang bisa dibekas galian tambang golongan C, untuk mengairi areal pesawahan, diantaranya di Cibatu Purwakarta.

Apalagi lahan yang terancam kekurangan air sebenarnya jauh lebih luas, mencapai sekitar 1.200 hektare. Namun, ia lebih memprioritaskan lahan yang telah ditanami untuk diselamatkan dari ancaman kekeringan, sekitar 700 hektare. “Di Purwakarta sudah ada yang puso. Sampai saat ini sudah ada 65 hektare, yang puso terutama lahan tadah hujan,” katanya.

Meskipun mengalami dampak kekeringan yang cukup parah, Agus optimistis dapat mencapai target tanam tahun ini sebanyak 40.000 hektare. Ia mengklaim realisasinya mencapai 32.000 hektare hingga saat ini, apalagi adanya antusias dari para petani. “Mudah-mudahan sisa target tanam itu bisa tercapai sampai akhir tahun ini. Walaupun musim kemarau sekarang sangat panas sehingga lahan tadah hujan itu kesulitan air, tapi kita lihat semangat para petani kita harus berupaya,” tuturnya.

Agus menyebutkan, dari luas baku lahan mencapai 18.000 hektare terdapat 10.000 hektare di antaranya merupakan wilayah jangkauan irigasi semi teknis. Itu pun bersumber dari mata air setempat. Sementara, sisa lahan lainnya termasuk tadah hujan. (gan)

Related Articles

Back to top button