Uncategorized

Kelola Sampah Jadi Pundi Rupiah

KOTABARU, RAKA – Banyak usaha yang bisa dijalankan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jasa pengangkutan sampah nampaknya satu diantara yang bisa menghasilkan pendapatan asli desa (PADes).
Selain memiliki potensi keuntungan yang besar, bisnis jasa pengangkutan sampah juga memiliki banyak manfaat.

Usep, seorang pengelola usaha jasa pengangkutan sampah BUMDes Cikampek Utara menyampaikan, sejak bulan Maret 2018 dia diberikan amanah oleh Kepala Desa Cikampek Utara Umar untuk mengelola usaha jasa pengangkutan sampah. “Dikasih modalnya mobil untuk ngangkut. Baru bisa berjalan stabil bulan Juli,” kata Usep kepada Radar Karawang.

Dikatakan Usep, awalnya dia hanya menarik sampah dari 129 rumah warga yang ada di empat dusun. Alhasil, keuntungan yang diperolehnya pun tak sebanding dengan kerja dan modal yang dikeluarkan. “Awalnya masih belum ada keuntungan. Malah saya sendiri kadang suka nombokin,” ujarnya.

Saat ini, kata Usep, sudah ada 400 rumah dari 4 dusun yang dia angkut sampahnya. Biaya pengangkutan pun bervariasi. Ada yang perbulan 20 ribu bahkan ada yang sampai 100 ribu. “Kesepakatan dulu sama warganya. Kalau yang punya usaha koveksi kan sampahnya banyak, jadi perbulannya ada yang sampai 100 ribu,” paparnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, penghasilan yang didapatkan dari usaha tersebut sekitar 10 juta dalam setiap bulannya. Namun meski penghasilan sudah mencapai 10 juta perbulan, keuntungan yang didapat belum mampu untuk memberikan PADes.
“Keuntungan bersih sebulan satu jutaan. Karena dipotong operasional, gaji operator dan sopir. Untuk biaya bongkar juga kan sekali angkut 20 ribu. Sehari saya dua kali ngangkut,” jelasnya.

Menurutnya, dengan adanya BUMDes yang bergerak dalam jasa pengangkutan sampah, banyak nilai manfaat yang bisa diambil. Selain keuntungan yang bisa meningkatkan PADes, permasalahan sampah yang sebelumnya selalu menjadi keluhan masyarakat juga bisa teratasi. “Dengan diangkutnya sampah warga, tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan. Kalau dulu kan di Mekarsari itu jadi tempat sampah. Sekarang Alhamdulillah gak ada sampah,” terangnya.

Selain itu, tambah Usep, adanya usaha tersebut juga bisa menyerap tenaga kerja, meski hanya beberapa orang dengan penghasilan yang lumayan besar.  “Pekerja ada 5 orang. Sopir seorang gaji 2 juta, operator dua orang gajinya 1,6 juta dan penagih dua orang gajinya sama dengan operator. Bahkan operator sama sopir dapat juga tambahan dari rongsoknya. Dua minggu sekali menjual rongsok suka dapat 300 sampai 400 ribu,” pungkasnya. (cr2)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button