Kemarau Hingga Akhir September
KARAWANG, RAKA – El Nino tahun 2024 diperkirakan akan berakhir ada September ini. Oktober hingga Desember akan memasuki musim hujan. Masyarakat diimbau tetap menjaga kesehatan dan banyak mengkonsumsi air putih.
Ferry Muharram, Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang mengatakan selama masa kekeringan, BPBD masih berfokus melakukan distribusi air ke wilayah yang terdampak.
“Kami selama ini masih fokus untuk pendistribusian air bersih di 5 kecamatan dan 13 desa, berkoordinasi dengan unsur satgas penanggulangan bencana untuk memonitoring lahan sawah yang mengalami kekeringan,” ujarnya, Rabu (18/9).
Diteruskannya, Selasa (17/9) tim telah melakukan pengecekan ke Desa Karangligar dan menemukan adanya tanggul mengalami keretakan dengan kedalaman 2 hingga 4 meter. Ia menambahkan tim langsung melaporkan hal itu kepada BBWS dan meminta adanya perbaikan.
“Tanggul di Karangligar ada yang retak di saluran irigasi dan sudah koordinasi dengan BBWS melakukan perbaikan. Kita menemukan tanggul yang ada retakan, baru ada satu titik di Dusun Pangasinan. Retakannya 2 hingga 4 meter,” jelasnya.
Kemudian akan mengirimkan surat kepada Dinas PUPR. Meski begitu, sebagai tindakan dini maka BPJS akan memasang Bronjong terlebih dahulu di area tanggul. Ia mengaku mempunyai rasa khawatir adanya tanggul jebol. “Kita akan tindaklanjuti dengan mengirimkan surat ke PUPR juga. Kalau kisaran 4 meter dikhawatirkan jebol, kita akan koordinasi dengan pihak desa untuk pasang Bronjong,” terangnya.
Ia melanjutkan berdasarkan laporan dari BMKG, Oktober hingga Desember akan memasuki musim hujan. Curah hujan tinggi terjadi di Bulan Desember. “Perkiraan cuaca Oktober hingga Desember itu musim hujan. Di Oktober kategori musim hujan rendah, Novembernya sedang dan Desember tinggi,” lanjutnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan mengimbau kepada semua masyarakat untuk tetap menerapkan perilaku Germas. Kepala Dinas Kesehatan, Endang Suryadi mengatakan wajib mengkonsumsi air putih dan mengurangi makanan kalori tinggi. “Tingkat suhu harian kita relatif lebih panas sampai 37 dan 38. Pertama akan langsung terkena ke dalam tubuh kita, dikhawatirkan kekurangan cairan jadi kita perbanyak minum air putih dan menerapkan perilaku Germas. Mengurangi makanan yang berkalori tinggi,” ungkapnya.
Setelah itu, tambahnya, istirahat cukup dan rajin olahraga. “Supaya daya tahan tubuh kita baik, cukup istirahat dan olahraga. Ketika keluar gunakan pelindung, jangan keluar rumah jika tidak genting. Usia rentan balita, lansia dan punya penyakit komorbit,” tutupnya. (nad)