Kemarau Panjang Diprediksi Hingga November

KARAWANG, RAKA- Kemarau panjang yang masih berlangsung, membuat ancaman kekeringan terus meluas. Tak hanya di Karawang selatan, Karawang utara juga sudah merasakan kesulitan air.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Ruchimat mengatakan, ancaman kekeringan semakin meluas. Tak hanya Karawang bagian selatan yang merasakan dampak kemarau panjang, hal serupa mulai melanda sejumlah wilayah Karawang bagian utara. “Saat ini warga yang mengalami kekuranagn air bersih mencapai 8.570 jiwa. Sementara itu luas lahan yang terkena dampak kemarau mencapai 422 hektare,” katanya pada wartawan, baru-baru ini.
Diteruskannya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Karawang baru akan berakhir November 2019. Dengan demikian, pihak BPBD harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan semakin meluaskan bencana kekeringan tersebut. Warga di Karawang selatan seperti di Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, dan Ciampel, sudah mengalami krisis air bersih sejak tiga bulan terakhir ini. Kondisi tersebut kini merembet ke Karawang bagian utara seperti di Kecamatan Tempuran, Tirtajaya, dan Cilebar. “Di Kecamatan Tempuran ada sekira 1.000 jiwa yang terdampak kekeringan dan sudah kami kirim bantuan air bersih. Sementara di Kecamatan Tirtajaya dan Cilebar ada 422 hektare sawah mengalami kekurangan air,” ucapnya.
Selama bencana kekeringan tahun ini, tambah Ruchimat, sudah mengirim air bersih sebanyak 31 tanki masing-masih tangki berisi 5.000 liter air. “Kami kirim air bersih setiap hari ke Kecamatan Telukjambe Barat, Ciampel, Tegalwaru dan Pangkalan. Kemudian ke Karawang bagian utara Kecmatan Tempuran, Tirjata, dan Cilebar,” pungkasnya. (asy)