HEADLINEKarawang
Trending

Kemiskinan di Perkotaan, Pasutri Tinggal di Rumah Reyot Bersama Anak, Menantu dan Dua Cucu

Radarkarawang.id- Miris, potret kemiskinan di perkotaan, pasangan suami istri (pasutri) tinggal di rumah reyot bersama anak, menantu dan dua cucu.

Seperti yang kehidupan pasangan suami istri Dedeh (56) dan Amad (57). Hidup pas-pasan tak membuat Dedeh dan Amad berhenti berjuang.

Tinggal di Dusun Kiaralawang RT 01/021, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, keduanya menggantungkan hidup sebagai buruh tani dan pekerja serabutan.

Kadang, untuk menambah penghasilan, mereka juga berdagang kecil-kecilan menjual cabe atau roti. “Sehari paling Rp50 ribu, itu juga kalau lagi ada kerjaan. Soalnya di kampung kan sifatnya musiman,” tutur Dedeh saat ditemui.

Baca Juga: Mulai Hari Rabu, Truk PT Jui Shin  Hanya Boleh Beroperasi Pukul 19.00 – 05.00 WIB

Di rumah sederhana berukuran terbatas itu, mereka hidup bersama anak, menantu, dan dua cucu yang masih duduk di bangku SD.

Rumah tadinya memiliki empat kamar, namun Dedeh terpaksa mengubahnya menggunakan  bilik kayu demi memberi ruang cukup untuk semua keluarga kecilnya.

 Namun, kondisi bangunan jauh dari kata layak. “Kalau musim hujan sering ngungsi. Bocor, apalagi kalau ada angin, takut ambruk juga,” ungkap Dedeh dengan nada khawatir.

Meski memiliki sertifikat tanah hak milik atas nama suaminya, namun sertifikat rumah tersebut sudah belasan tahun ia gadaikan di koperasi.

Dedeh menceritakan sempat melunasi utangnya tersebut, namun tidak lama sertifikat kembali jadi jaminan, hingga kini tak kunjung bisa menebusnya kembali.

Kondisi itu, kata Dedeh, membuat keluarganya terkendala dalam memperoleh program bantuan rumah layak huni (Rulahu). “Sudah pernah didata, bahkan difoto-foto, tapi sampai sekarang belum terealisasi,” jelasnya.

Sejauh ini, bantuan yang diterima hanya berupa beras dan uang dari desa setiap tiga bulan sekali. Sementara untuk kebutuhan air, mereka sering menumpang ke rumah saudara.

Tonton Juga: POHON MIRING DITINGGALKAN PENGUNJUNG

Rumah memang memiliki kamar mandi, tetapi tanpa fasilitas WC. Selain masalah ekonomi, kesehatan juga menjadi kendala.

Dedeh mengaku sering mengalami gangguan kesehatan seperti sesak napas, darah tinggi, dan gangguan lambung yang membuatnya tak selalu bisa bekerja.

“Saya berharap pemerintah bisa membantu agar rumah ini lebih layak tinggal. Apalagi ada cucu yang masih sekolah, butuh perlindungan” harapnya.

Menanggapi hal itu, Pekerja Sosial Ahli Pertama Dinas Sosial Karawang, Asep Riyadi, memastikan pihaknya akan menindaklanjuti kondisi yang keluarga Dedeh.

 “Kita akan tindak lanjut, sementara untuk rumah itu kewenangan dari PRKP (Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman),” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Rulahu PRKP Karawang, Ali Drajat, menyatakan pihaknya akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi. “Nanti kita akan lihat dulu,” singkatnya. (uty)

Related Articles

Back to top button