Ketua OSIS SMANSAKA Dipilih Online
KARAWANG, RAKA – Pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) melalui pencoblosan dengan menggunakan kertas? Itu dulu. Sekarang zaman modern. Cara yang dilakukan dalam pemilihan OSIS pun juga harus dengan cara yang modern. Hal itu diucapkan para pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Karawang. Dalam kegiatan pilketos tahun ini, mereka sudah tidak lagi menggunakan metode pencoblosan menggunakan kertas suara. Melainkan dengan metode pemilihan berbasis IT.
Faldin Fahza, seorang pelajar sekolah yang terlibat dalam kepanitian pilketos mengatakan, pesta demokrasi berbasis online ini baru pertama kali dilaksanakan di sekolahnya. Banyak hal positif yang didapat. Diantaranya antusias pemilih, efesiensi waktu dan kreativitas pelajar dalam teknologi. “Baru tahun ini dilaksanakan pakai online. Manfaatnya banyak. Bisa mempersingkat waktu dan menambah antusias pelajar dalam memilih ketua OSIS,” kata Faldin kepada Radar Karawang, Senin (19/8).
Imanuel Sinaga, ketua tim IT mengatakan, gagasan dibuatnya pilketos berbasis teknologi berawal dari tantanngan kepala sekolahnya, yang menginginkan agar pilketos dilaksanakan dengan sistem online. Setelah beberapa hari mencoba membuat server untuk kegiatan tersebut, akkhirnya dia berhasil membuat suautu sistem yang bisa digunakan dalam pemilihan ketua OSIS. “Awalnya saya berfikir gak mungkin bisa bangun web untuk pemilihan. Tapi setelah beberapa hari ditekuni, akhirnya mampu untuk membuat web pemilihan,” ujarnya.
Imanuel juga mengaku bangga karena bisa berkontribusi untuk sekolahnya, dan hasil karyanya bisa disambut baik oleh semua warga sekolah yang populer disebut SMANSAKA. “Saya bangga karena bisa berkontribusi secara pemikiran dan tenaga. Semoga ini bermanfaat untuk kedepannya,” ungkap Imanuel.
Di tempat yang sama, Lati Andriani, Wakasek Kesiswaan yang juga sebagai panitia pengarah mengatakan, rangkaian pemilihan ketua OSIS sudah dilaksanakan sejak satu minggu lalu. Persaingannya pun cukup kompetitif. Dari awal pendaftaran ada belasan bahkan puluhan pelajar yang mencalonkan. Namun melalui penjaringan dan seleksi yang diadakan, hanya ada tiga orang kandidat pada saat pemilihan. “Awalnya puluhan, kemudian disaring menjadi tujuh orang. Dan setelah debat kandidat dan tahapan lain tersisa tiga orang calon yang akhirnya pemilihan melalui aplikasi berbasis IT. Karena di sini ada beberapa siswa yang mahir di bidang IT,” katanya. (nce)