Kisah Sukses Petani Milenial Rifki Habibi yang Ingin Ekspor Produk ke China Kembangkan Cabai, Wakil Karawang di Ajang YESS
KARAWANG, RAKA – Rifki Habibi, salah satu contoh petani milenial yang sukses mengembangkan usaha. Pemuda asal Karawang ini berhasil mewakili Karawang dalam ajang Youth Emploiment and Skill Strategy (YESS). Bahkan, Rifki memiliki proyeksi usaha ekspor produknya hingga ke negeri China.
Rifki Habibi, petani millenial Karawang menyampaikan persiapan telah dimulai sejak akhir Januari 2024. Ia mengetahui adanya informasi perlombaan melalui website YESS Kementerian Pertanian. Kemudian ia membuat esai, video vlog, meng-upload beberapa dokumen pelengkap di link yang telah disediakan. Selanjutnya pada bulan Maret, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi contoh ketika ada kunjungan atau visitasi dari kementerian. “Alhamdulillah visitasi lancar dan akhirnya dari surat pengumuman,” ungkapnya, Selasa (30/4).
Ia optimis bisa menjadi perwakilan Karawang dalam ajang tersebut dan bisa masuk dalam 10 besar. Tidak hanya itu, tujuan selanjutnya agar dapat mengembangkan usaha dan menjadi manfaat bagi generasi muda di Karawang. “Young Ambassador Agriculture YESS Program Kementan RI 2024, merupakan ajang bergengsi tingkat nasional dalam pemilihan duta petani muda Kementerian Pertanian, ini menjadi ketertarikan saya untuk terus memantaskan diri dan berikhtiar agar bisa berhasil menjadi perwakilan Kabupaten Karawang pertama yang masuk ke 10 besar dan menjadi Young Ambassador Agriculture,” tambahnya.
Selama proses persiapan, Habibi mengaku tidak mengalami kendala apapun. Hal ini disebabkan adanya sikap yang responsif dari pihak pemerintah dalam memberikan surat rekomendasi. Selain surat rekomendasi dari dinas, ia pun telah menyiapkan dokumen legalitas badan usaha dan produk yang akan ditampilkan. “Dari sisi kepolisian juga mudah dan cepat membuat dokumen SKCK menjadi salah satu syarat, serta segala hal dari sisi Legalitas badan usaha juga sudah d persiapkan dengan matang dan produk usahanya juga,” lanjutnya.
Saat ini, ia fokus dalam budidaya cabai rawit merah varietas ORI 212. Lahan yang telah dimiliki hingga sekarang seluas 6.000 meter. Dari jumlah tersebut, 3.000 meter telah ditanami 4.000 pohon cabai dengan keberhasilan tumbuh 70%. Hasil panen yang diperoleh dalam satu Minggu sebanyak 30 hingga 50 kilogram. “Awal mula menanam pada tahun 2022 dengan jumlah 100 pohon dilahan seluas 200 meter persegi, dengan hiruk pikuk dan kegagalan serta keberhasilan. Pada akhirnya bulan Juni 2023 saya dan tim mencoba untuk inovasi mengolah produk hasil tani cabai menjadi sambal cumi tanika yakni hilirisasi produk agar memiliki nilai tambah sampai saat ini bulan April 2024 terus berkembang dan meningkatkan kualitas produk olahan cabai dan menambah diversifikasi produk varian menjadi chili powder dan chili oil,” imbuhnya.
Habibi saat ini juga sedang mengembangkan usaha hingga tingkat internasional. Usaha ini pun telah membawa dampak positif bagi semua karyawan. “Alhamdulillah sudah diundang oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk hadir di Gedung Sate dalam rangka menerima kehadiran delegasi dari Provinsi Heliongjiang Province China, apabila sudah berhasil ekspor produk olahan cabai Karawang ke China kedepan juga berdampak kepada penambahan pengembangan lahan, menjadi pembeli atau buyer hasil petani cabai, menambah karyawan untuk olaha produk tentunya dan bermanfaat kepada peningkatan ekonomi petani sekitar dan untuk membawa nama baik Kabupaten Karawang juga,” paparnya.
Sub Koordinator Informasi dan Teknologi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang Adhari Citra Kusumah menyampaikan, dua orang perwakilan Karawang akan menampilkan produk olahan yang mereka miliki di ajang YESS. Perlombaan ini berlangsung sejak Selasa (30/4) hingga Sabtu (4/5). “Program Youth Emploiment and Skill Strategy kami kirimkan 2 orang perwakilan dari Kabupaten Karawang. Kita memberikan rekomendasi untuk satu orang kemudian untuk yang satu lagi mendaftarkan diri. Perlombaannya mulai dari tanggal 30 April sampai 4 Mei. Mereka akan menjadi duta petani millenial, mereka akan menampilkan produk yang mereka hasilkan,” ujarnya.
Sebelum mengikuti YESS, dua orang tersebut telah aktif sebagai petani millenial. Tidak hanya itu, dua petani milenial ini bahkan sering mencari informasi dari pemerintah provinsi dan pusat. Ia mengakui hingga sekarang pihak dinas pertanian dan ketahanan masih belum dapat memberikan bantuan berupa anggaran dana. Bantuan dan dukungan hanya dapat diberikan berupa surat rekomendasi. “Saya bangga sekali, kami dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang hanya bisa mendukung sebatas rekomendasi tidak dalam dukungan anggaran dana. Mereka mampu berdiri sendiri, tidak mengandalkan dukungan bantuan dari pihak luar. Ketika perlu dukungan dana, kami bisa memberikan fasilitasi pendanaan dari KUR,” tambahnya. (nad)