Uncategorized

KKN di Kota Rasa Desa

BANTU PENGEPUL: Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Bina Cipta Madani membantu warga yang jadi pengepul daun salam.

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Kuliah Kerja Nyata (KKN) biasanya identik dengan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat di pedesaan. Akan terasa unik jika KKN dilakukan di daerah yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan kawasan industri. “Dibilang desa tapi dekat kota, dibilang kota tapi perkampungan, jadi ini tuh kota rasa desa,” begitulah kesan yang didapat oleh Shabira Tri Ramadhani, mahasiswa semester 7 Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Bina Cipta Madani, Minggu (12/1).

Shabira dan delapan temannya telah seminggu ini menjalani KKN di Dusun Sukamaju, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur. Setelah bertemu sapa dengan masyarakat setempat yang dinilainya ramah tamah, mereka mendapati potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di dusun tersebut. Salah satunya adalah tanaman Okra Hijau, sayuran asal India yang dibudidayakan oleh ketua RW setempat. “Selama ini dijualnya ke pengemul, nanti kita coba bantu untuk bisa langsung jual ke pasar, kita coba juga komunikasikan dengan Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, dan Dinas Perdagangan,” terang Shabira.

Sebagaimana KKN pada umumnya, mereka juga terjun ke masyarakat untuk mengabdi seperti aktif terlibat dalam kegiatan posyandu, mengajar di madrasah dan mengikuti majelis taklim. Kedepan mereka juga akan mengadakan workshop untuk lebih mengenalkan ekonomi syariah pada masyarakat setempat. “Masyarakat minta teh adain pelatihan dong, ya insya Allah nanti dengan workshop itu,” terangnya.

Mahasiswa lainnya Ully Maskhi Kahsanah (25) mengaku mendapat pengalaman dan pelajaran baru meski KKN baru berjalan satu minggu. Kekeluargaan terjalin bukan hanya sesama mahasiswa, tapi juga dengan masyarakat. Dalam KKN ini baginya bukan hanya mengabdi dan mebagi ilmu yang dimiliknya, melainkan juga dapat memetik ilmu dari masyarakat. “Oh ternyata gini ya, misalkan kedepannya pengen bisnis apa ada bayangan, dapat ilmu dari masyarakat juga,” ucapnya.

Linggawati Suntari (26) mahasiswa yang menyambi kerja tidak merasa terbebani dengan kegiatan KKN saat ini. Malah diakuinya dari KKN juga dia bisa mendapatkan pengalaman mengajar. “Kita kan ngajar di TPQ, ternyata ngajar gak mudah juga menghadapi anak-anaknya, butuh kesabaran ekstra,” tururnya.

Dosen Pembimbing Lapangan Jeje Zaenal Arifin, mengingatkan mahasiswanya bahwa Tri Darma Perguruan tinggi adalah pengabdian, Penelitian dan Pengabdian. Dikatakannya mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat, berasal mahasiswa, dan akan kembali kepada masyarakat. “Pengamalan dari pendidikan di perguruan tinggi yaitu di masyarakat. Bral anaking, geura nyiar ilmu di masyarakat. Ujian sesungguhnya adalah di masyarakat,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button