17 Puskesmas Layani Pasien HIV/AIDS
HARI AIDS: Sejumlah pihak peringati Hari AIDS.
CIAMPEL, RAKA – Untuk menekan serta mendeketeksi jumlah pasien HIV/AIDS, 17 puskesmas di Kabupaten Katawang ditunjuk sebagai tempat pelayanan pasien HIV/AIDS.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang Acep Jamhuri mengatakan, pengendalian HIV/AIDS menjadi salah satu agenda pemerintah Indonesia yang diantaranya memperluas akses pelayanan HRP yang berusaha memperpanjang hidup ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan pembatasan penyebaran virus tersebut. “Dan tantangannya stigma diskriminasi yang menjadi salah satu indikator sulitnya mendeteksi pasien HIV/AIDS,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Selasa (1/12).
Ia menambahkan, kasus atau pasien HIV/AIDS khususnya di Kabupaten Karawang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat jumlah sasaran yang beresiko atau potensi HIV/AIDS sebanyak 51.488 orang yang mayoritas dari kalangan ibu hami.”Untuk ibu hamil mencapai 45.032 orang 35,5% sampai akhir bulan oktober lalu,” Tambahnya.
Ia menyatakan, Sejauh ini jumlah ODHA yang tengah menjalankan perawatan sebanyak 735 orang, sedangkan yang lolos follow up sebanyak 204 orang. Banyaknya jumlah ODHA yang lolos dalam pantauan akibat situasi pandemi Covid 19 karena jarak yang cukup jauh ke Rumah sakit umum daerah.”Mudah-mudahan dengan dibukanya layanan PDP di 17 Puskesmas ini bisa menurunkan jumlah lolos followup apsien serta menekan jumlah pasien HIV, sehingga 2030 Indonesia khususnya Kabupaten Karawang tidak lagi ditemukan karena HIV/AIDS,” katanya.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Ciampel Asep Sunarya mengungkapkan, dari 17 Puskesmas Kabupaten Karawang, UPTD Puskesmas Ciampel menjadi salah satu pusat kesehatan masyarakat yang ditunjuk dan diberikan tanggung jawab pada pelayanan pemeriksaan HIV/AIDS, tentunya hal itu menjadi tantangan bagi dirinya untuk berupaya serta menjaring pasien HIV AIDS, menurutnya diskriminasi mssyarakat serta digengah wabah Covid 19 tidaklah mudah dalam menemukan pasie HIV Aids.”Artinya kita butuh kerjasama dengan masyarakat, apalagi sampai mengolok-olok pasien. Hal itu menjadi salah satu indikasi betapa sulitnya kita mencari korban dari virus ini,” ungkapnya.
Pihaknya juga berharap, sesuai harapan pemerintah pusat, pada tahun 2030 tidak ditemukan lagi orang yang meninggal karena HIV Aids.”Meskipun belum ditemukan obat yang bisa membunuh virus ini, setidaknya sudah ada obat yang mampu menambah usia ODHA lebih panjang lagi,” Pungkasnya (mal)