Emak-emak Ciampel Jago Bikin Oshibana
MEMBUAT BUNGA TEKAN: Tiga orang perajin sedang membuat bunga tekan atau Oshibana di Dusun Cidampa, Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel.
CIAMPEL, RAKA – Menjalani usia paruh baya tak menjadi halangan untuk tetap produktif dan berkreatifitas. Contoh saja para emak-emak energik di Dusun Cidampa, Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel. Di sela tugasnya sebagai ibu rumah tangga, mereka juga menjadi perajin UMKM kerajinan bunga tekan.
Bunga tekan sendiri adalah seni merangkai hiasan bunga dan dedaunan yang dikeringkan dengan cara ditekan yang di negara asalnya Jepang disebut Oshibana.
Salah satu perajin, Amih (45) mengaku baru satu tahun ini menggeluti kerajinan bunga tekan. Rasa penasaran dan ingin bisa membuatnya turut mencoba. Namun teryata proses membuat kerajinan tersebut tidak sesulit yang dibayangkannya. Mulai dari membuat konsep, menata, proses mengeringkan dan menempelkan bunga pada media. “Tapi kalau desain semacam lukisan mah nyerah, susah itu mah gak keotakan, tapi pengen belajar juga,” ucapnya.
Ia sendiri merasa senang dapat membuat kerajinan bunga tekan untuk mengisi waktu kosong, ketimbang hanya sekadar tiduran di rumah. Apalagi sang suami mendukung aktifitasnya tersebut. Meski demikian, tugasnya di rumah tentu tidak begitu saja terbengkalai, sebab membuat kerajinan hanya sewaktu-waktu tidak melulu setiap hari, kecuali jika sedang banyak pesanan.
Perajin lainnya, Siti Sumarni (43) juga ibu rumah tangga, beruntung anaknya sudah besar dan berkeluarga sehingga dapat lebih leluasa membut kerajinan bunga tekan. Ia telah mengikuti pelatihan kerajinan tersebut sejak 2011 silam. Baginya hal yang paling sulit adalah membuat desain hiasan, sebab bunga-bunga tersebut tak sembarangan ditata, melainkan harus dikonsepkan terlebih dahulu temanya.
Tantangan lainnya adalah mencari bunga dan dedaunan segar, sebab tidak semua jenis bunga dapat dikeringkan. Terlebih waktu terbaik mencari bunga-bunga tersebut adalah siang hari saat matahari cenderung terik. Sebab jika pagi hari akan berembun dan susah kering. “Cari ya dimana saja kalau ada bunga, daun-daun,” ujarnya.
Sementara itu, Acih (46) mengaku selalu senang dengan kegiatan kerajinan bunga tekan ini. Mereka bisa sambil bercanda dan sesekali mecurahkan keluh kesah. Hal yang paling berkesan dan menjadi kebanggaan adalah dapat bertemu dengan sejumlah orang penting, ketika mengikuti berbagai pameran. “Sudah ngobrol dengan Ibu Agum Gumelar, Hatta Radjasa,” ceritanya.
Di samping itu, pameran di luar kota menjadi pengalaman dan banyak pelajaran yang dapat diambil. Tak heran pula jika mereka terlihat menonjol di desanya ketimbang emak-emak lainnya. Ia juga kerap turut serta mengisi latihan kerajinan bunga tekan. “Senang semua sih gak ada dukanya,” ujarnya.
Emak-emak ini menjadi perajin di Buteka, salah satu UMKM Karawang yang begerak di bidang kerajinan tangan yakni bunga tekan. Sang owner Sanih Supriatin menjalankan UMKM ini berbekal pelatihan dari sebuah perusahaan. Ia kerap membuat lukisan dari bunga tekan ketimbang emak-emak lainnya. “Waktu pelatihan ada sesi (lukisan)-nya, ya memang senang menggambar,” singkatnya. (din)