Uncategorized

Jorok, Banyak Rumah tak Punya Tempat MCK 

KLARI, RAKA – Tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan (kesling) dinilai masih rendah. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya warga yang belum memiliki tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) yang tidak refresentatif.
Kasubag TU UPTD Puskesmas Klari, Salon menyampaikan, program keluarga sehat (KS) gencar dilakukan dimana para petugas Puskesmas mendatangi rumah-rumah penduduk untuk meninjau kesehatan setiap anggota kepala keluarga (KK).

“Berdasarkan data dari program KS, banyak ditemukan masyarakat yang belum sadar pentingnya kesehatan lingkungan, contohnya banyak rumah yang belum memiliki fasilitas MCK,” ujarnya.

Terlebih, tambahnya, untuk para pendatang memiliki kecenderungan tidak punya perhatian terhadap kesehatan lingkungan. “Banyak ditemui masalah inveksi saluran pernafasan akut (ISPA), Karawang kan kawasan indunstri, banyak polusi,” terangnya.

Mengenai ISPA, petugas bagian penanganan penyakit menular, Moch. Entus Kurtubi Zainudin mengatakan, ISPA sendiri merupakan istilah umum, salah satu yang termasuk kategori di dalamnya adalah penyakit Tuberkulosis (TB). “Kalau orang dewasa sih semua juga ISPA. Karena merokok, kopi, alkohol, polusi. Kalau yang lagi ngetren di sini (pelayanan penyakit menular) penyakit TB,” jelasnya.

Entus menyampaikan, banyaknya pasien TB yang mendatangi puskesmas dilatarbelakangi intruksi Kementerian Kesehatan agar pasien TB lebih dahulu ditangani oleh puskesmas. “Karena yang di rumah sakit dirujuk semua ke Puskesmas, itu program pemerintah, jadi pasien membludak. Dalam sehari hampir 4 atau 5 pasien yang datang, baik pasien baru maupun rujukan,” tutur Entus.

Entus juga menerangkan, kebanyakan penyakit TB disebabkan penularan oleh anggota keluarga dalam satu rumah yang lebih dulu terjangkit TB. Apabila imunitas tubuh lemah, maka akan mudah tertular TB melalui kontak fisik, tidur dan makan bersama, serta interaksi yang intens. Selain itu penyebab Tb adalah polusi di lingkungan kerja. “Kalau yang kerja di pabrik kenapaparan bahan kima, atau misalnya kerja berkenaan dengan bangunan tiap hari menghirup abu dan semen, tidak pakai APD, ditambah pola makan 4 sehat 5 sempurna tidak dijaga, kan otomastis bisa terjangkit TB,” terangnya.

Entus juga mengaku, puskesmas telah menggalakan program promotor kesehatan (promkes), dimana penyuluhan disebarluaskan pada agenda minggon kecamatan, minggon desa, pengajian, dan posyandu. Apabila masyarakat menemukan gejala 3B segera datang ke puskesmas untuk pemeriksaan. “Yang bawa anak atau cucu siapa tahu mereka menderita TB. Segera periksa ke Puskesmas, minimal mereka menerima nasihat,” imbaunya. (zie)

Related Articles

Back to top button