Kombinasi Bela Diri dan Moral
BOX: Para petarung Tarung Derajat AA Boxer usai berlatih di Kecamatan Purwasari.
Tarung Derajat Bikin Sehat
PURWASARI, RAKA – Sejatinya ilmu bela diri bukan untuk menjadi arogan, melainkan untuk melindungi diri sendiri atau orang lain. Sebab itulah para petarung Tarung Derajat AA Boxer tidak hanya dilatih bertarung, melainkan juga penanaman karakter. “Di Tarung Derajat itu kan ada back to akhlaq, kesadaran, kesopanan, dan kecerdasan,” terang sang pelatih Ratno Andreas, Minggu (14/6).
Ratno menyampaikan, moto utama Tarung Derajat adalah “aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk.” Tarung Derajat sebagai seni bela diri pada dasarnya memiliki unsur gerakan yang sama dengan bela diri lainnya. Namun yang menjadi ciri khasnya adalah gerakan yang cenderung patah-patah. “Jadi di Tarung Derajat ini diajarkan untuk tidak boleh sombong, menghormati orang tua, kawannya, menjadi lebih berani dan bisa mengukur diri, semua disisipkan nilai moralnya di situ,” tuturnya.
seorang atlet Tarung Derajat, Putri Hendrawati (19), bercerita telah tiga tahun ini menggeluti bela diri asli Sunda tersebut. Ketertarikannya terhadap bela diri Tarung Derajat saat masih duduk di bangku SMA, yang menurutnya bela diri ini unik dan beda dari yang lain. Putri sebenarnya punya riwayat patah tulang di lengan kanannya, namun setelah konsultasi dan mendapat izin orang tua, ia pun mulai giat berlatih. “Tetap semangat karena ingin mencoba hal baru, dan ingin meraih prestasi meskipun dalam keadaan seperti ini,” tuturnya.
Dari aktif berlatih Tarung Derajat, ia merasa selama ini badannya lebih sehat. Di samping itu hal lain yang didapatkannya adalah rasa kekeluargaan dengan keluarga barunya ini. Meskipun ada tingkatan sabuk yang membedakan ilmu bela diri masing-masng individu, namun satu sama lain tetap saling menghargai. “Di sini juga dipelajari bela diri praktis, misal buat perempuan kalau ditarik hijabnya kita bales apa,” ucapnya.
Sementara itu, Andre Ramamega Viryan (20) mulai mengikuti Tarung Derajat saat usia 6 tahun. Sang ayah yang juga pelatih Tarung Derajat pertama kali memperkenalkan bela diri ini, sampai akhirnya dia pun serius mendalaminya. Ia mengaku menemukan bela diri yang sebenarnya, sebab dalam Tarung Derajat diajarkan pula nilai-nilai akhlak yang baik. “Tidak hanya untuk bela diri, tapi untuk kesehatan, motivasi, dan ajang prestasi juga,” ujar pemuda yang sempat mendaki juara kejuaraan Porkab 2016 silam.
Baginya tidak ada teknik yang susah, selama serius berlatih dan mendalaminya apapun dapat dikuasai. Nilai plus lainnya yang ia dapat adalah Tarung Derajat tidak melanggar akidah Islam sebagai kepercayaan yang dianutnya. “Karena Tarung Derajat itu bela diri yang asli dari jalanan diciptakan oleh sang guru Ahmad Drajat, banyak pelajaran yang bisa diambil di sini,” pungkasnya. (din)