Tagihan PDAM Bengkak, Sebulan Rp2 Juta
KLARI, RAKA – Warga Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel keluhkan soal pembengkakan tagihan PDAM, setiap bulan warga harus membayar sampai jutaan rupiah.
Salah satu warga Kampung Liosari, Desa Mulyasejati Jejen mengatakan, semenjak tahun 2020 lalu, pembayaran air dari PDAM sudah dinilai tidak normal, dalam satu bulan ia bersama warga pelanggan air PDAM harus membayar sampai ratusan juta rupiah. “Bulan ini saja saya harus bayar Rp2juta, teman saya ada yang sampai Rp2.470.000,” ucapnya, kepada Radar Karawang. Selasa (23/2)
Ia menambahkan, pembengkakan tagihan air PDAM sangat tidak sesuai dengan kondisi air yang sangat kecil. Bahkan, air akan keluar saat pada malam hari saja. “Jadi mulai pagi, siang sampai sore tidak keluar airnya, biasanya keluar air itu jam 9 malam. Sedangkan sudah betahun-tahun kita bayar sampai jutaan,” tambahnya.
Hal serupa disampaikan oleh Yayat, karena bentuk protesnya bersama warga, pihaknya enggan untuk melakukan pembayaran untuk bulan Januari 2022, bahkan warga di satu dusun di wilayah Mulyasejati merusak dan membongkar penampung air di setiap rumahnya. “Karena mungkin warga sudah geram dengan tagihan yang membuat warga semakin tercekin hanya untuk kebutuhan air, ” ungkapnya.
Menurut Yayat, sebelum tahun 2020, tagihan air dinilai normal yaitu berada diangka Rp100 ribu saja. Selain itu, pihak PDAM diminta untuk memperjelas harga air perkubik, sehingga tidak ada indikasi kecurangan,” paparnya.
Ia mengaku, pihaknya sempat menyampaikan persoalan tersebut pada Kepala unit PDAM Ciampel, namun belum mendapatkan jawaban dari persoalan yang menjadi banyak keluhan warga tersebut. “Tekanan mesin yang saat kita hidupkan itu sudah dihitung kubikasi meskipun hanya baru keluar angin. Saya kira itu sesuatu yang bodoh, masa kita harus bayar angin, sedangkan yang kita butuhkan air,” akunya.
Pihaknya berharap, pemerintah Kabupaten Karawang bisa membantu dalam mengatasi permasalahn tersebut, sehingga warga tidak harus membayar jutaan rupiah hanya karena kebutuhan air. “Hari ini saja warga tidak mampu membayar, karena untuk makan saja warga kesulitan. Semoga pemerintah bisa ikut membantu persoalan ini,” pungkasnya. (mal)