GERBANG SEKOLAH

Kombinasikan Metode Belajar

KERJAKAN TUGAS: Sejumlah siswa mengerjakan tugas bersama-sama dipandu guru saat pembelajaran luring. Meski dilakukan secara langsung, siswa diwajibkan menggunakan masker sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Luring dan Daring Bergantian Selama Pandemi

JAYAKERTA, RAKA – Banyak cara dilakukan guru agar kegiatan belajar mengajar (KBM) efektif selama Covid-19. Salah satunya menyelenggarakan pembelajaran luring atau luar jaringan untuk siswa yang tidak memiliki handphone atau laptop dengan metodi Samsung (sampeurkeun langsung).

Ketua Korwilcambidik Jayakerta Dadang Hermawan, mengatakan sampai saat ini di wilayah kerja Korwilcambidik Jayakerta masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). PJJ ini dibagi menjadi tiga mekanisme, yaitu daring, luring dan mengkombinasikan antara daring dan luring. “Untuk Jayakerta (karena) kondisi di lapangan tidak memungkinkan karena sarananya belum memadai sehingga kami memakai sistem luring,” jelasnya, baru-baru ini.

Pembelajaran dengan sistem tatap muka dibagi menjadi beberapa kelompok. Sesuai dengan surat edaran pemerintah, setiap kelompok tidak lebih dari 5 sampai 7 siswa karena untuk mencegah terjadi kerumunan. Pembelajaran luar jaringan tersebut dilaksanakan di rumah orang tua siswa, tempat ibadah, dan ada juga yang dilaksanakan di gardu pos ronda. “Pengelompokan tersebut sesuai dengan zonasi rumah artinya rumah siswa yang berdekatan. Kemudian guru (kami) datang ke rumah kelompok tersebut setiap hari,” ujarnya.

Selama pembelajaran luring, lanjut Dadang, diberlakukan penerapan protokol kesehahatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan hanya diberi waktu maksimal dua jam untuk satu kelompok. Kemudian selama belajar, siswa diharuskan memakai seragam sekolah. “Setiap hari paling guru keliling ke dua tempat kelompok belajar dengan membawa white bord,” paparnya.

Pembelajaran luring di tengah pandemi dinilai tidak efektif, kemudian tidak melulu menerapkan protokol kesehahatan. Pasalnya dalam melangsungkan pembelajaran di luar sekolah kerap terjadi perkumpulan atau kerumunan masyarakat, sehingga ada kehawatiran penyebaran Covid-19 terutama untuk kelas bawah. “Kemudian yang namanya belajar hanya dua jam dengan waktu terbatas dan tidak maksimal termasuk di dalamnya kesulitan tempat,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button