
KARAWANG, RAKA- Penanganan kasus stunting menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Karawang.
Hal itu dibuktikan dengan menjadikannya sebagai program unggulan pemerintah desa tahun 2025.
Sekertaris Desa Kampungsawah, Agum Gumelar mengatakan tahun ini pemerintah desa memiliki beberapa program unggulan, salah satunya fokus mengatasi permasalah stunting.
”Program unggulan Desa tahun ini lebih fokus ke infrastruktur jalan, mengatasi permasalahan stunting, dan program ketahanan pangan melalui BUMDes,” katanya kepada Radar Karawang, beberapa waktu lalu.
Pemerintah Kabupaten Karawang terus berkomitmen dalam upaya menekan angka stunting dan masalah gizi lainnya.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun pada Agustus 2024, angka stunting di Karawang tercatat sebesar 1,8 persen, wasting 1,8 persen, dan underweight 3,5 persen.
Meskipun terdapat penurunan dalam beberapa indikator gizi dibanding tahun sebelumnya.
Endang menegaskan bahwa upaya penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan satu instansi, tetapi harus melibatkan berbagai sektor, baik pemerintah maupun swasta.
“Perlu fokus dan kerjasama lintas sektor, tidak cukup hanya Dinas Kesehatan, DPPKB, atau Bappeda saja. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus bersama-sama dalam upaya ini,” katanya beberapa waktu lalu.
Selain penanganan, aspek pencegahan juga menjadi perhatian utama agar kasus stunting tidak terus berulang.
Sasaran utama pencegahan stunting mencakup lima kelompok, yaitu, remaja putri, yang perlu diberikan edukasi gizi dan kesehatan sejak dini.
Calon pengantin, yang harus mendapatkan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Ibu hamil, yang memerlukan asupan gizi seimbang agar janinnya tumbuh sehat.
Ibu menyusui, yang perlu diberikan dukungan dalam pemberian ASI eksklusif. Anak usia 0–59 bulan, yang harus dipantau pertumbuhan dan perkembangannya secara berkala.
Endang juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak, seperti Departemen Agama dalam memberikan edukasi kepada calon pengantin, serta Dinas Pendidikan dalam membimbing remaja putri di sekolah-sekolah.
“Kolaborasi ini sangat penting agar sasaran pencegahan stunting dapat lebih efektif,” ujarnya.
Meskipun program penanganan stunting terus berjalan, data menunjukkan bahwa angka stunting di Karawang mengalami peningkatan dari 14 persen pada 2022 menjadi 17,1 persen pada 2023.
Namun, secara keseluruhan, Provinsi Jawa Barat berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2 persen.
“Mudah-mudahan Karawang juga bisa mengikuti tren positif ini. Kami berharap pada 2024 angka stunting bisa turun menjadi sekitar 15 persen dengan strategi yang telah diterapkan,” ungkap Endang.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam program penanganan stunting cukup tinggi. Salah satu indikatornya adalah capaian bulan penimbangan balita yang mencapai 99,78 persen di akhir tahun.(mra/cr1)



