KARAWANG, RAKA – Batu akik yang beberapa tahun silam pernah menjadi buah bibir mungkin saat ini sudah tidak menjadi perhatian masyarakat. Tapi tidak sama halnya dengan Komunitas Pandan Lover Karawang yang sampai saat ini terus melestarikan batu akik. “Batu akik itu kan sudah budaya turun-temurun, tidak bisa dipungkiri dari zaman dulu juga sudah ada batu akik itu. Makanya sekarang kita melestarikan,” tutur Adin Muhack, ketua Pandan Lovers Karawang, Minggu (27/10).
Adin juga mengatakan, adanya komunitas ini merupakan wadah menjalin silaturahmi sesama pecinta batu akik, khususnya jenis batu pandan. Pandan Lovers Karawang ini sendiri merupakan salah satu ranting dari komunitas Pandan Lovers yang tersebar di berbagai kota khususnya Jabodetabek dan Jawa Barat. “Pandan Lovers ini ada pusatnya, setiap daerah itu ada chapternya, salah satunya Karawang. Dengan begitu silaturahmi tetap terjaga,” ceritanya.
Ia menjelaskan bahwa batu pandan adalah salah satu batu akik dengan ciri khasnya yang memiliki motif sisik yang menjadi daya tarik tersendiri. Batu yang bernama ilmiah chalcedony ini memiliki 70 kelas diantaranya pandan merah, pandan nanas hingga pandan lumut yang paling bagus karena umur batunya yang cenderung lebih tua. Batu pandan di Indonesia dihargai bervariatif mulai dari Rp300 ribu rupiah hingga puluhan juta. “Kalau secara fisik yang bagus itu terlihat rapi dan enak dipandang. Tapi kalau batunya sudah sering ikut kontes atau bahkan juara, harganya bisa lebih tinggi,” jelasnya.
Pandan Lovers Karawang yang hari Minggu kemarin tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-5 ini, menggelar pameran di Kampung Budaya, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur. Hal itu sebagai upaya menarik kembali masyarakat untuk kembali melestarikan tradisi batu akik. Selain itu juga diadakan kontes batu pandan bagi para anggota komunitas dari berbagai ranting komunitas Pandan Lovers. “Pameran itu nanti untuk umum. Jadi kalau ada pengunjung luar menyukai batu pandan dia bebas boleh untuk membeli,” terangnya. (cr5)
