PURWAKARTA

Kontrasepsi Cegah Risiko Kanker Ovarium

TENSI DARAH: Salah satu warga Telukjambe Timur dicek tekanan darah sebelum dipasang alat KB.

PURWAKARTA, RAKA – Bagi perempuan yang anti dengan kontrasepsi, harus bersusah payah melawan potensi kanker indung telur atau ovarium. Tapi bagi yang sudah mengikuti program Keluarga Berencana (KB), tidak perlu khawatir. Karena KB dipercaya bisa menurunkan risiko perempuan terkena kanker ovarium.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta Nurhidayat mengatakan, ada enam manfaat penggunaan kontrasepsi, salah satunya menekan risiko kanker ovarium. “Dengan melakukan kontrasepsi, ibu akan rajin kontrol ke bidan. Jadi kanker bisa dicegah atau ditemukan dalam stadium dini sekali,” terang Nurhidayat.

Ia melanjutkan, Keluarga Berencana merupakan cara untuk menghargai hak perempuan dalam mengendalikan kesuburan. Misalnya, sambung dia, seorang ibu atau calon ibu harus dalam keadaan siap hamil. Pun saat menyusui, ibu butuh komitmen melakukan ASI eksklusif selama dua tahun dan fokus membesarkan anak. “Perempuan hamil harus direncanakan dan perempuan harus siap. Kalau tidak, enam bulan (setelah melahirkan) saya yakin hamil lagi. Lalu waktu menyusui anak tidak ada,” ungkapnya.

KB juga dapat melindungi ibu dari gangguan kesehatan reproduksi yang bisa disebabkan karena hamil terlalu muda, terlalu tua atau hamil dalam waktu terlalu berdekatan. “Hal ini nantinya dapat meningkatkan risiko preeklamsia atau lahir prematur,” jelasnya.

KB, kata Nurhidayat, juga dapat melindungi hak anak dari gangguan tumbuh kembang dan gangguan kesehatan. Program KB juga dapat menurunkan risiko penyakit radang panggul. Penyebab umum radang panggul adalah seks yang tidak aman dengan pengidap gonorrhea, chlamydia, atau penyakit menular seksual lainnya. Tapi kondisi ini akan semakin parah saat ibu baru saja melahirkan. “Keluarga Berencana dapat menjaga kesehatan jiwa seorang ibu. Misal hamil yang tidak sehat dapat meningkatkan depresi paska melahirkan,” imbuhnya.

Nurhidayat juga menjelaskan, tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. “Tujuannya bukan mengurangi jumlah penduduk, tapi menjaga keseimbangan antara penduduk produktif dan kurang produktif, serta terciptanya keluarga yang harmonis dan sejahtera,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button