KARAWANG, RAKA – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari kontribusi pasar Build Operate And Transfer (BOT) di Karawang masih rendah. Sampai akhir tahun ini, capaian kontribusi BOT pasar baru hanya Rp300 juta. Angka ini masih sangat jauh dari yang ditargetkan yaitu Rp2,8 miliar. “BOT masih sangat kecil. Sampai November kemarin baru 300 jutaan,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang Ahmad Suroto saat ditemui Radar Karawang, Senin (27/12).
Dikatakan Suroto, beberapa pasar yang di-BOT-kan masih belum memenuhi kewajibannya untuk memberikan kontribusi kepada Pemerintah Kabupaten Karawang. Beberapa pasar yang dimaksud yaitu Pasar Cikampek 1, Plaza Cikampek dan Pasar Cilamaya. “Pasar Johar sudah masuk, yang lainnya susah. Besok (hari ini) kita ada rapat dengan Pasar Cikampek 1,” ujarnya.
Suroto juga menyebut, capaian PAD dari retribusi pasar pada bulan lalu sudah 85 persen. Kendala belum tercapainya target PAD dari retribusi pasar ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya karena wabah Covid-19 yang masih belum hilang sampai sekarang, masih banyaknya kios-kios yang kosong. Sehingga penghasilan para pedagang pasar menurun karena daya beli masyarakat juga cenderung menurun. “Capaian terkahir baru Rp1,8 miliar. Mudah-mudahan tercapai 100 persen,” ucapnya.
Dia juga mengatakan, dari delapan pasar yang menjadi target retribusi, pasar dengan retribusi paling besar yaitu Pasar Baru Karawang dengan target Rp300 juta setahun. “Paling kecil Pasar Jatisari,” ujarnya. Sementara untuk capaian retribusi dari metrologi, pada tahun ini meningkat cukup signifikan. Bulan lalu sudah di angka 104 persen dari target Rp2,3 miliar. Pada APBD perubahan target dari metrologi ini dtambahkan dari sebelumnya. Meningkatnya target retribusi dari metrologi ini karena periodesasi perpanjangannya ada yang dua tahun sekali. “Tahun ini mungkin banyak yang habis jadi meningkat. Tahun depan kemungkinan menurun,” pungkasnya. (nce)
