Karawang

Ekspor-Impor Indonesia-Israel Masih Lancar

JAKARTA, RAKA – Belakangan, Israel banyak dikecam masyarakat Indonesia setelah melakukan aksi keji penyerangan membabibuta terhadap masyarakat sipil Palestina. Bahkan sejumlah warga melakukan aksi boikot terhadap produk Israel. Meski begitu, fakta lain menunjukkan, transaksi ekspor impor negara Zionis tersebut dengan Indonesia terbilang lancar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih melakukan transaksi perdagangan dengan Israel, baik ekspor dan impor sejumlah komoditas. Ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 140,57 juta sepanjang Januari-Oktober 2023.
Angka ini turun dibandingkan nilai ekspor pada tahun lalu yang mencapai USD 185,18 juta. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan ekspor yang masih berjalan ke Israel terdiri dari lemak dan minyak hewani nabati, alas kaki, serta mesin atau perlengkapan listrik dan bagiannya.
“Komoditas utama yang diekspor ke Israel ini adalah lemak dan minyak hewan nabati yaitu HS 15. Kemudian ada alas kaki HS 64, dan juga mesin atau perlengkapan listrik dan bagiannya HS 85,” kata Pudji dalam konferensi pers.
Di sisi lain, ekspor ke Palestina lebih rendah daripada ke Israel hanya USD 2,37 juta untuk periode yang sama. Menurut Pudji, share ekspor Israel dari Januari sampai Oktober 2023 adalah sebesar 0,07 persen terhadap total ekspor Indonesia ke Israel. “Sementara share ekspor Indonesia ke Palestina 0,0011 persen terhadap total ekspor Indonesia, jadi kecil sekali,” imbuhnya.
Untuk ekspor Indonesia ke Palestina, meskipun kecil tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang secara keseluruhan mencapai USD 820.000. Komoditas yang paling banyak diekspor ke Palestina pada tahun ini yakni berbagai makanan olahan sebesar USD 1,85 juta.
“Selain itu ada olahan dari sayuran, buah, dan kacang bernilai USD 230.000 dan olahan dari tepung nilai ekspornya sebesar USD 130.000,” tuturnya.
Selain ekspor, RI juga masih melakukan impor sejumlah barang dari Israel. Salah satunya, mesin dan pesawat mekanik dengan kode HS 84.
Bahkan, Indonesia juga masih melakukan impor perkakas atau perangkat potong HS 82 dari Israel. Nilai impor Indonesia dari Israel mencapai USD 16,97 juta sepanjang Januari-Oktober 2023. Angka ini turun dibandingkan nilai impor pada 2022 yang mencapai USD 47,82 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Nilai impor Indonesia dari Israel itu tercatat turun jauh dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Di 2020 nilainya mencapai USD 56,54 juta, kemudian turun di 2021 senilai USD 26,50 juta dan naik lagi di 2022 senilai USD 47,82 juta,” pungkasnya. (jpc)

Related Articles

Back to top button