
RadarKarawang.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan peninjauan langsung terhadap 39 pelajar SMP yang menjalani pembinaan pendidikan berkarakter di barak militer Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta pada Rabu (7/5).
Dalam kunjungannya, KPAI meninjau fasilitas pembinaan, melihat langsung jadwal kegiatan pelajar, serta mewawancarai sejumlah anak secara tertutup.
Kunjungan tersebut bertujuan memastikan bahwa proses pembinaan tetap menjunjung tinggi hak-hak anak.
Mereka juga membagikan kuisioner untuk menggali kondisi psikologis serta kebutuhan khusus yang mungkin dimiliki para siswa.
“Dari hasil pantauan kami, anak-anak berada dalam kondisi cukup baik. Pendekatan yang dilakukan TNI pun humanis, seperti kakak terhadap adik.
Setiap pelatih TNI mengawasi tiga anak, sehingga pembinaannya lebih personal,” ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Putra, Rabu (7/5).
Jasra mengatakan, KPAI juga menggarisbawahi bahwa akar permasalahan yang menyebabkan para pelajar masuk dalam program pembinaan ini,
berasal dari pola asuh orang tua yang kurang tepat serta lingkungan sosial yang tidak mendukung tumbuh kembang anak.
Baca juga: Cegah Kasus Cabul, MUI Minta Kemenag Awasi Ponpes
“Kami ingin memastikan bahwa mereka tetap mendapatkan perlindungan khusus, karena masuk dalam kategori 15 anak yang membutuhkan perlindungan khusus,” tambahnya.
Ia menegaskan, perhatian tak hanya berhenti saat pembinaan selesai. Pemerintah daerah juga diminta untuk turut terlibat dalam pembinaan orang tua, agar anak tidak kembali bermasalah setelah keluar dari lingkungan militer.
Tonton juga: Suku Baduy, Ini Asal Usulnya
KPAI berkomitmen akan membawa hasil peninjauan ini ke tingkat nasional dan mendiskusikannya lebih lanjut dengan kementerian serta lembaga terkait, termasuk TNI. (yat)