KPKS Dukung Budidaya Ikan Guppy
MENINJAU : Pengurus Koperasi Pemuda Karawang Sejahtera meninjau budidaya ikan guppy.
KARAWANG, RAKA – Koperasi Pemuda Karawang Sejahtera (KPKS) melakukan silaturahmi dengan peternak Ikan hias Guppy. Ikan ini sejenis ikan hias air tawar yang mudah menyesuaikan diri dan beranak pinak.
Di tengah pandemi Covid-19, ketua Koperasi Pemuda Karawang Sejahtera Seia Piantara mengisi waktu luangnya dengan kegiatan produktif salah satunya berkunjung ke anggotanya yang menjadi peternak Ikan hias Guppy.
Budidaya tersebut bertempat di Dusun Cilenjoh, Desa Ciptamargi, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang. “Ini merupakan salah satu agenda rutin koperasi yang mana nanti setiap bulan. Akan diadakan pertemuan seperti pelatihan maupun berbincang tentang prospek bisnis khas Koperasi Pemuda Karawang Sejahtera,” ujar Seia Piantara, Ketua Koperasi Pemuda Karawang Sejahtera.
“Jenis ikan Guppy yang diternak antara lain Black Mocow, Blue Moscow dan Green Moscow,” ungkap Ahmad Jajuli.
Untuk perawatannya tidak terlalu susah asal dikasih makan sehari dua kali atau tiga kali. Pakan yang diberikan yaitu alternatif dan hidup.
Pakan alternatif seperti pur, pelet dan sejenisnya. Sedangkan pakan hidup yaitu kutu air, cacing sutera dan sejenisnya, tambah ayah satu anak ini.
Jajuli melakukan peternakan ini sudah selama hampir satu tahun berjalan. Untuk pemasaran ikan Guppy dengan memanfaatkan dunia digital seperti sekarang melalui fb, ig dan lainnya.
Harga ikan Guppy sendiri sekitar 20-30 ribu sepasang. Ikan ini dari masa pembibitan sampai bisa dijual membutuhkan waktu dari 1-3 bulan.
“Dalam budidaya ini saya masih sendiri terkadang dibantu oleh adik saya,” kata Jajuli.
Lebih mudah dan lebih terjangkau dalam hal perawatannya, Jajuli memantapkan budidaya ikan hias Guppy sebagai hobi sekaligus usahanya.
“Harapan saya ke depannya bisa memperbanyak jenis ikan Guppy dan mempunyai tempat khusus ikan Guppy. Selain itu saya berharap adanya sebuah bantuan modal dari pemerintah daerah bisa memberikan empati entah bagaimana dan seperti apa birokrasinya. Karena uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang,” pungkasnya. (rok)