KPM BPNT Bertambah 153
PURWASARI, RAKA – Sebanyak 153 warga Kecamatan Purwasari menjadi keluarga penerima bantuan mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) baru. Penambahan itu dilakukan setelah sebelumnya diajukan oleh pihak terkait.
Jumsari, TKSK Purwasari mengatakan, masih banyak warga Purwasari yang termasuk kategori tidak mampu tapi belum mendapatkan program BPNT. “Sebelumnya, yang belum dapat sekitar 153 orang sih,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Rabu (3/7).
Ia menambahkan, agar terjadinya pemerataan bantuan terhadap warga yang tidak mampu, maka pihaknya mengajukan kembali kepada pemerintah untuk menambah bantuan sebanyak 153 orang tersebut. “Kita ajukan kembali, karena kan belum dapat semua, kasihan dong kalau nggak semuanya dapat,” tambahnya.
Masih dikatakanya, setelah pengajuan diterima, bantuan tersebut turun, setiap satu orang warga mendapatkan bantuan beras sebanyak 10 kg yang dibagikan di kantor Desa Tegalsari. “Alhamdulillah yang sebelumnya tidak dapat bantuan sekarang sudah kebagian semua, warga langsung datang ke kantor desa,” katanya.
Ia berharap, bantuan tersebut dapat bermanfaat untuk kebutuhan warga, minimal warga sudah tidak kebingungan untuk membeli beras. “Lumayan banyak 10 kg, mudah-mudahan warga bisa sedikit terbantu dengan bantuan ini,” paparnya.
Sarbo (55), warga Dusun Tegalamba RT 01/01 mengungkapkan, saat mendengar bantuan beras akan dibagikan, ia bersama warga lainya langsung datang kekantor desa. Ia mengaku sangat senang saat menerima bantuan tersebut, karena dengan bantuan tersebut bisa mengurangi pengeluaranya untuk membeli kebutuhan makan keluarganya. “Seneng sih, berarti cuma beli lauk pauknya aja, alhamdulillah nggak terlalu banyak pengeluaran sekarang mah,” pungkasnya.
Sebelumnya, jumlah warga miskin di wilayah Kecamatan Purwasari sebanyak 1.548, hal itu dilihat dari data penerima bantuan ternak ayam yang merupakan program dari Kementrian Pertanian. “Yang mendapat bantuan tersebut sudah dipastikan tergolong warga miskin, karena dilakukan survei ke setiap rumahnya,” ucapnya.
Ia menuturkan, warga Purwasari mayoritas bekerja sebagai buruh tani, sehingga pendapatanya tidak begitu besar hanya cukup untuk kebutuhanya sehari-hari. “Kehitunglah pendapatanya, makanya mereka masih kesulitan walaupun seharian kerja capek di sawah,” tuturnya.
Selain itu, tambahnya, pesawahan yang ada di wilayah Purwasari sudah beralih fungsi menjadi perumahan. Oleh karenanya sumber mata pencaharian warga semakin berkurang. “Kalau sawahnya habis ya mereka nggak bisa kerja, karena keahlianya hanya di bidang pertanian,” katanya. (mal)