KLARI, RAKA – Peralihan supplier BPNT rupanya menuai kekhawatiran pada sebagian keluarga penerima manfaat (KPM). Mereka tak ingin beras BPNT kualitasnya sama dengan rastra atau raskin karena berasal dari Bulog.
Neong, warga Desa Kiarapayung mengatakan, saat mendengar bahwa BPNT berupa beras 10 kg akan disuplai oleh Bulog, mengaku kaget dan khawatir, karena biasanya kualitas beras dari Bulog kurang baik. “Ya kalau saya menilainya dari jenis beras rasta saja, kan jenis berasnya kayak gitu, suka banyak kutunya,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Rabu (4/9).
Ia menambahkan, meskipun pihak Bulog menjanjikan beras itu berjenis premium, tapi ia meragukan. Meski demikian, ia meminta jika berasnya memang tidak layak, maka harus dikembalikan. “Kalau tidak salah beras rasta juga kan jenisnya premium, brarti sama saja berasnya sama kaya beras rasta, sebenarnya bisa dimakan juga cuma rasanya tidak enak, beda sama yang BPNT yang kemarin-kemarin,” tambahnya.
Saat disinggung bahwa beras bulog tidak tersalurkan dan khawatir membusuk, ia menjawab tidak mau tahu dalam hal tersebut, yang ia butuhkan bersama warga lainnya hanya beras yang memiliki kualitas baik. “Itu mah saya tidak tahu, kita sebagai warga penerima cuma berharap dapat beras, minimal layak konsumsi, jangan yang ada kutunya gitu, apalagi sampai berjamur,” katanya.
Di tempat berbeda, Ketua TKSK Purwasari Jumsari mengungkapkan, pada bulan September 2019, telah diresmikan bahwa BPNT akan dialihkan dan disuplai oleh Bulog. Ia mengaku belum mengetahui informasi seutuhnya, karena TKSK baru akan melakulan pertemuan dengan Bulog. “Saya akan bahas nanti besok sama pihak Bulog, hasil dari pertemuan itu saya mau informasikan sama warga,” terangnya.
Ia mengaku, jika memang kualitas beras yang disuplai oleh pihak Bulog tidak layak konsumsi, ia akan menindak tegas dengan cara mengembalikan lagi beras tersebut. “Ya saya juga kasihan sama warga, masa makan nasi yang tidak layak konsumsi, saya juga pasti balikan lagi berasnya, itupun kalau memang jenis berasnya jelek,” akunya. (mal)
