Karawang
Trending

KUA Kotabaru Gencarkan Program Wakaf Alquran dan Pepeling

KOTABARU, RAKA – Melalui dua program Pengantin Peduli Lingkungan (Pepeling) dan Wakaf Alquran, KUA Kotabaru menanamkan nilai tanggung jawab sosial dan spiritual sejak sebelum akad nikah berlangsung. Kini, KUA Kotabaru gencarkan program wakaf Alquran dan pepeling.

Kepala KUA Kotabaru H. Ruhiyat mengatakan, bahwa kedua program ini telah berjalan secara konsisten dan menjadi bagian dari pembinaan yang diberikan kepada calon pengantin. Program Pepeling mengajak pasangan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan melalui penanaman pohon, sementara wakaf Alquran bertujuan menumbuhkan semangat berbagi ilmu dan pahala.

“Kami ingin setiap pernikahan memiliki makna lebih luas. Tidak hanya sah secara agama dan negara, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan,” katanya, kepada Radar Karawang, Rabu (3/9).

Menurut Ruhiyat, selama tahun 2025 ini, KUA Kotabaru telah menerima sumbangan 250 mushaf Alquran dari para calon pengantin, serta sekitar 55 tanaman dari program Pepeling. Wakaf Alquran disalurkan ke masjid, majelis taklim, pondok pesantren, dan rumah-rumah tahfiz yang membutuhkan. Sementara itu, pohon-pohon yang disumbangkan calon pengantin juga ditanam di tempat-tempat yang membutuhkan penghijauan.

“Sebetulnya kami mengimbau pasangan untuk menanam pohon sendiri, namun banyak yang tidak memiliki halaman atau tinggal di rumah orang tua. Karena itu, mereka menyerahkan tanamannya ke KUA untuk kami salurkan,” jelasnya.

Jenis tanaman yang disumbangkan pun tanaman buah-buahan. Selain berdampak pada lingkungan, penanaman pohon juga dimaknai sebagai simbol harapan agar kehidupan rumah tangga tumbuh subur dan bermanfaat.

Selain dua program tersebut, sambungnya, KUA Kotabaru juga mewajibkan calon pengantin mengikuti bimbingan pernikahan pranikah. Kegiatan ini digelar setiap hari Kamis, dengan materi meliputi menyiapkan perkawinan kokoh menuju keluarga Sakinah, mawaddah warohmah, Mempersiapkan generasi yang berkualitas, komunikasi dalam rumah tangga, managemen keuangan keluarga, menjaga Kesehatan reproduksi, pembagian peran suami istri, hingga pola asuh anak.

Bimbingan ini, menurut Ruhiyat, sangat penting untuk membekali pasangan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Ia menyebut bahwa pernikahan tanpa kesiapan mental dan pengetahuan kerap menjadi penyebab tingginya angka perceraian. “Kami tidak ingin pernikahan hanya berlangsung seumur jagung. Bimbingan ini menjadi bekal awal agar pasangan bisa menghadapi tantangan rumah tangga dengan bijak,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button