KARAWANG

Kuota Jalur SNMPTN 40 Persen

SOSIALISASI SNMPTN: Unsika sosialisasi dan promosi SNMPTN di hadapan perwakilan SMA/SMK/MA se Kabupaten Karawang, kemarin.

KARAWANG, RAKA – Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sosialisasi dan promosi bersama Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menggelar sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) kepada perwakilan SLTA se-Kabupaten Karawang di Aula Unsika, Selasa (21/1).

Selain itu, ada sosialisasi Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) yang merupakan program Departemen Agama. Di Unsika sendiri terdapat Fakultas Agama Islam meliputi tiga prodi yang menerima mahasiswa melalui jalur tersebut yakni PAI, PIAUDI, dan PAI. “Mudah-mudahan acara hari ini mendapatkan manfaat untuk bapak-ibu,” ucap Wakil Rektor Unsika Bidang Akademik Sulistyo Sidik Purnomo saat memberi sambutan.

Humas Unsika Muhammad Riva Arifin sebagai salah satu pemateri menyampaikan, kuota dalam SNMPTN tahun ini tidak ada perubahan yakni 20 persen sampai 40 persen dari daya tampung PTN. Namun kebijakan baru pada tahun 2020 ini adalah pemeringkatan siswa dilakukan oleh pihak sekolah. Untuk efektifitas pemenuhan kuota siswa yang berhak mengikuti SNMPTN, diharapkan pihak sekolah hanya mendaftarkan siswa yang memang berminat mengambil jalur tersebut. “Kalau tidak, lebih baik buat teman-teman yang memang berminat kesana,” terangnya.

Adapun dalam UTBK-SBMPTN pada tahun 2020 ini terdapat tiga kelompok ujian yakni saintek, soshum dan campuran. Perbedaan lainnya adalah waktu pelaksanaan tes, pada tahun lalu dilaksanakan dalam dua hari, sedangkan pada tahun ini dilakukan selama satu pekan yang terbagi ke dalam dua sesi setiap harinya. Kesempatan mengikuti UTBK-SBMPTN pada tahun ini pun hanya satu kali, berbeda dengan tahun sebelumnya yang memungkinkan ikut tes dua kali. “Karena berdasarkan hasil dua tes yang dilaksanakan, itu tidak jauh berbeda nilai yang didapatkan oleh siswa. Jadi tes pertama dengan tes kedua itu tidak ada perbedaan signifikan,” paparnya.

Kepala Sekretariat SPAN-UM-PTKIN 2020 Mohamad Erihandiana memaparkan, SPAN sejatinya mirip dengan SNMPTN. Hanya saja tidak ada proses registrasi akun. Perbedaan lainnya adalah SPAN tidak menetapkan kuota jumlah siswa yang mendaftar di setiap sekolah. Prodi yang ditawarkan di SPAN tidak akan muncul di SNMPTN begitupun sebaliknya. “Jurusan yang ditawarkan memang rata-rata jurusan agama, tetapi ada juga jurusan yang non-agama misalnya pendidikan bahasa Inggris di fakultas tarbiyah,” paparnya.

Sedangkan untuk UM-PTKIN dijelaskannya pelaksanaan tes juga akan dilakukan 15-24 Juni 2020. Sementara itu kuota penerimaan mahasiswa melalui SPAN juga mengalami penurunan menjadi 20 persen dari daya tampung PTKIN. Hal ini karena banyaknya siswa pendaftar SPAN yang sebenarnya tidak berminat mengambil prodi dari jalur tersebut. Meski UM-PTKIN belum mebatasi pendaftaran bagi siswa peserta SPAN maupun SNMPTN yang tidak jadi mengambil prodi dua jalur tersebut. “Dengan materi ujian SBMPTN bedanya hanya (dalam UM-PTKIN) ada teks keislaman dan bahasa Arab,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button