Kurikulum Merdeka Bawa Perubahan, Setiap Pelajaran Dilibatkan dalam Kegiatan Projek

KARAWANG, RAKA – Penerapan kurikulum merdeka, membawa perubahan pada kegiatan belajar mengajar di SMPN 2 Telukjambe Timur. Setiap mata pelajar, bakal dilibatkan dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMPN 2 Telukjambe Timur Rukmini memaparkan, saat ini di SMPN 2 Telukjambe Timur telah menggunakan kurikulum merdeka. Kurikulum tersebut sekarang hanya digunakan bagi kelas 7 saja. Ia menambahkan bagi kelas 8 dan 9 mengikuti kurikulum 2013, meski begitu tetap diwajibkan untuk memasukkan P5. “Alhamdulillah untuk tahun 2022/2023 kami sudah menjalan kurikulum merdeka berubah untuk kelas 7. Kelas 8 dan 9 mengikuti Permendikbudristek, mereka masih menerapkan kurikulum 2013 namun tetap harus memasukkan P5 juga,” ujarnya.
Dalan kurikulum tersebut terdapat perbedaan di selama satu jam akan diberikan materi perihal P5. Ia menambahkan, pemberian materi tersebut dilaksanakan setiap Jumat. Anak diwajibkan untuk lebih interaktif dan kolaboratif. Bagi instansi SMP maka diwajibkan untuk mengambil tiga tema. “Kalau soal interaktifnya sebenernya sama dengan kurikulum sebelumnya. Bedanya beban belajarnya satu jamnya untuk proyek alokasinya. Semua sekolah SMP diwajibkan untuk tiga tema,” tambahnya.
Seluruh tema tersebut telah ditentukan dari Kementerian Pendidikan. Tahun pertama saat ini pihak sekolah mengambil tema tentang gaya hidup berkelanjutan dengan sub tema penghijauan. Selanjutnya nanti akan membuat vertikal garden di sekolah sebagai projek. “Kita menyepakati untuk mengambil tiga tema saja. Sekarang itu kita ambil tema gaya hidup berkelanjutan dengan tema judulnya penghijauan. Projek yang akan kita garap vertikal garden,” imbuhnya.
Diteruskan Rukmini, projek tersebut akan di perlombaan untuk setiap kelas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa. Pada setiap Jumat, maka guru mata pelajaran hanya memberikan materi perihal P5. Ia memberikan contoh guru agama akan menjelaskan tentang beriman dan bertakwa, selanjutnya berkebinaan global akan dijelaskan oleh guru PKN. “Guru mata pelajaran memang yang akan masuk kelas, tapi tidak mengajarkan mata pelajarannya melainkan mengajarkan dimensi yang ada di P5. Jadi di dalam profil pelajar Pancasila ada 6 dimensi. Dimensi beriman dan bertakwa akan diterangkan sama guru agama semuanya,” paparnya.
Ia melanjutkan pada saat awal penerapan mengalami kendala yang terjadi. Kendala tersebut yakni siswa tidak memahami perihal tentang P5. Ia mengambil langkah dengan membuat modul belajar yang telah disesuaikan dengan karakter dan budaya di sekolah. Kemudian ada pula pembuatan jadwal belajar bagi guru dan siswa. Selanjutnya diberikan senam bagi siswa. “Pasti untuk program baru akan bingung, jadi saya sebagai wakasek kurikulum membuat modul yang bisa dipahami guru dengan siswa. Saya juga membuat jadwal belajar yang menyenangkan,” ungkapnya.
Ia pun menerangkan penerapan P5 tersebut telah membawa perubahan karakter. Hal ini terlihat dengan adanya siswa yang telah menerapkan salam, senyum, sapa. Selanjutnya siswa pun lebih disiplin saat ini. Selain itu siswa pun dapat lebih berpikir kritis. “Alhamdulillah sudah mulai terlihat perubahan di karakter anak. Satu indikator saja yang kurang itu 3S, sekarang indikator itu sudah mulai diterapkan,” tutupnya.
Syauqina Berlianty Tahira, siswi kelas 7J menyampaikan, untuk awal pembelajaran ia tidak mengerti dan memahami apapun perihal P5. Kemudian ia mengambil langkah dengan belajar melalui google. Ia merasa bersyukur telah diberikan materi pembelajaran tersebut. “Saya melihat di internet supaya bisa memahami dan menerapkannya. Supaya saat di sekolah tidak mengalami kesusahan lagi,” pungkasnya. (nad)