RW 13 Sukaharja jadi Kampung Iklim

RAPAT : Suasana rapat pembentukan Kampung Iklim di RW 13 Blok Y Perumnas Telukjambe, Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Program kampung iklim (proklim) nampaknya akan diterapkan di lingkungan RW 13 Blok Y Perumnas Telukjambe, Desa Sukaharja, Kecatamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.
Minggu (6/9) pagi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang secara langsung mendiskusikan program Kementerian Lingkungan Hidup ini dengan Ketua RW dan masyarakat setempat. “Iya kemarin mereka yang mengundang kami membahas program ini,” terang Ketua RW 13 Adiono, Senin (7/9).
Adiono mengatakan, dipercayanya RW 13 sebagai lokasi penerapan program kampung iklim karena adanya sejumlah sarana yang cukup memadai di lingkungan tersebut.
Saat ini, RW 13 memiliki fasum taman, bank sampah, kebun hydroponik dan budidaya maggot. Prgogram yang akan dijalankan nantinya tak lepas dari ketahanan pangan dan pemanfaatan sampah. “Ketahanan panganpun nanti lebih ke tanaman hydroponik, mungkn kedepannya banyak bisa dikembangkan juga tanaman obat,” tambahnya.
Ia menyambut baik program ini dan merasa senang sekaligus menganggapnya sebagai tantangan. Pengurus lingkungan setempat mesti bisa membuktikan bahwa program tersebut mereka dukung dan dapat dijalankan dengan baik.
Untuk menangkap semua program tersebut langkah awal yang dilakukan pihaknya adalah membentuk striktur organisasi khusus untuk proklim.
Proklim sendiri adalah program berlingkup nasional dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK.
Dengan program ini, memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
Adaptasi yang dimaksud diantaranya pengendalian kekeringan, banjir dan longsor. Adapula peningkatan ketahanan pangan, kemudian penanganan atau kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi.
Serta pengendalian penyakit terkait Iklim. Sedangkan mitigasi diantaranya pengelolaan sampah, limbah padat dan cair. Penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi.
Budidaya pertanian rendah emisi GRK. Peningkatan tutupan vegetasi. Dan pencegahan serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
Program ini menurutnya memiliki manfaat besar bagi masyarakat, terutama memanfaatkan lahan fasum yang ada sehingga memiliki nilai tambah.
Selain adanya taman edukasi, ketahanan pangan juga setidaknya punya keuntungan sendiri bagi warga setempat. Manfaat yang dirasakan akan lebih besar lagi jika hasil ketahanan panga tersebut dapat dikomersilkan dan menjadi tambahan nilai ekonomi bagi warga.
Program ini juga nantinya akan didukung oleh P&G yang juga punya program untuk lingkungan. Sinergi antara program dan pemerintah ini menurutnya dapat membuat proklim berjalan lebih baik. Nantinya P&G berperan memberi pendampingan dan membantu pendanaan melalui CSR-nya. “Jadi sinergi, kalau ada programnya saja tidak ada dananya kan susah,” pungkasnya. (din)