Karawang
Trending

Polisi Ungkap Motif Suami Bunuh Istri di Majalaya

KARAWANG,RAKA- Setelah gegerkan warga Perumahan Lemahmulya Indah, Desa Lemahmulya, pada Kamis (12/6). Polisi ungkap motif suami bunuh istri di Majalaya.

Kapolres Karawang, AKBP Fiki Novian Ardiansyah, melalui Humas Polres Karawang Ipda Solikhin, mengonfirmasi bahwa kasus ini tengah didalami sebagai dugaan pembunuhan dalam lingkup rumah tangga.

Baca Juga : THM Rawan Penyebaran Narkoba dan HIV

“Korban ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa, sementara suaminya kami evakuasi dalam kondisi kritis karena mengalami luka-luka di tangan dan badan. Kejadiannya berlangsung di dalam kamar rumah mereka,” jelas Solikhin, Jumat (13/6).

Luka yang diderita korban perempuan tergolong parah, terutama di bagian leher yang diduga mengalami sayatan benda tajam, serta luka lainnya di bagian lengan. Sementara sang suami, yang hingga kini belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya yang masih kritis di RSUD Karawang, juga mengalami luka fisik yang cukup serius.

“Untuk sementara motif yang kami dalami mengarah pada dugaan kecemburuan. Namun, penyelidikan masih terus berjalan,” tambah Solikhin.

Kejadian tragis ini pertama kali diketahui oleh tetangga korban setelah mendengar teriakan minta tolong. Salah seorang saksi kemudian mendatangi rumah tersebut dan disambut oleh anak korban yang baru berusia lima tahun. Saat masuk ke dalam rumah, mereka menemukan sang ibu sudah tergeletak tak bernyawa, sementara sang ayah terkapar dalam kondisi terluka.

Tonton Juga : JAJA MIHARJA, APAAN TUH

Yang lebih memilukan, saat kejadian berlangsung, dua anak pasangan ini berada di dalam rumah. Seorang anak berusia lima tahun dan satu lagi masih balita, sekitar lima bulan. Kedua anak itu kini menjadi saksi bisu atas tragedi berdarah yang menimpa orang tua mereka. Menanggapi situasi ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Karawang segera bergerak.

Kepala DP3A Karawang, Wiwiek Krisnawati, menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim satuan tugas dan tenaga psikolog untuk memberikan penanganan awal terhadap kedua anak korban.

“Kami berupaya mencegah dampak psikologis berkepanjangan. Anak-anak saat ini sudah dibawa oleh keluarga dari pihak ibu dan kami sarankan untuk segera dipindahkan dari lokasi kejadian demi menghindari trauma berulang,” jelas Wiwiek.

Selain memastikan kondisi psikologis anak-anak, DP3A juga akan memantau secara ketat siapa yang akan menjadi pengasuh anak-anak tersebut. “Kami ingin memastikan mereka berada di tangan yang tepat, yang secara psikologis mampu memberikan rasa aman dan stabil,” tegasnya. (uty)

Related Articles

Back to top button