Lautan Kasih Sayang

GERBANG SEKOLAH, RAKA – Tidak semua guru bisa dianggap menyenangkan oleh siswanya. Hanya guru-guru yang ikhlas mengajar dan memiliki lautan kasih sayang, yang bisa diserap ilmunya oleh peserta didik.
Sukmi, seorang guru Teknik Komputer Jaringan mengatakan, guru harus menjadi contoh bagi muridnya. Misal, saat ada sampah di pelataran sekolah, guru harus menjadi orang pertama yang mengambil sampah itu. “Pasti nanti muridnya akan melakukan hal serupa jika melihat sampah berserakan,” tuturnya.
Ia melanjutkan, menjadi guru menyenangkan adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Menyenangkan disini bukan berarti membebaskan muridnya berbuat sekehandak hati. Namun, menjadi guru yang bisa mengerti kesulitan muridnya dalam menerima materi pelajaran. “Perhatian, guru harus perhatian pada anak didiknya, supaya mereka nyaman belajar,” katanya.
Hal serupa dikatakan oleh Cindra Laela, guru matematika. Menurutnya, guru harus menjadi tempat curhat anak didik. Agar itu bisa terjadi, harus ada ikatan emosional antara guru dan murid. “Guru gak boleh jauh dengan anak-anaknya. Harus dekat,” tuturnya.
Cindra yang sudah lebih dari satu tahun menjadi guru, mengaku guru tidak hanya bertugas memberikan materi pelajaran saja, tapi lebih dari itu. “Guru pengganti orang tua di sekolah. Maka harus mencurahkan segala perhatiannya kepada anak didik,” katanya. (psn)