Uncategorized

Lebih Takut Keluarga tak Makan Dibanding Takut Corona

TEMPURAN, RAKA – Di tengah wabah pandemi Covid-19, pemerintah menyarankan dan bahkan menyediakan ruang isolasi bagi masyarakat yang terinfeksi. Namun, tak sedikit masyarakat yang enggan melakukan proses penyembuhan melalui karantina tersebut.

Alasannya, selama proses karantina, khususnya para kepala keluarga yang hanya memiliki pekerjaan serabutan, mereka akan lebih memikirkan nasib keluarganya di rumah ketimbang di isolasi. Apalagi meninggalkan keluarga tanpa ada yang menafkahi atau menanggungnya.

“Bagi pekerja serabutan yang terinfeksi, mereka bukan tidak mau diisolasi, mereka pasti kebingungan, siapa yang mau kasih makan keluarganya di rumah,” ujar salahseorang penyuluhan agama non PNS di Kecamatan Cilamaya Kulon.

Menurutnya, ia yakin semua masyarakat ingin sehat dan terbebas dari wabah virus. Seperti halnya ketika didera penyakit lain, berbagai upaya akan dilakukan agar bisa sembuh. Namun, ketika dirasa belum parah dan masih bisa beraktifitas seperti biasa, masyarakat akan lebih memilih karantina mandiri.

“Ada warga yang mengadu ke saya, kalaupun ia harus dikarantina, pasti ia menolaknya. Karena khawatir keluarganya gak makan. Kecuali kalau selama masa isolasi itu, keluarganya bisa tercukupi segala kebutuhannya,” katanya.

Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah bisa memberi keleluasaan dengan menanggung kebutuhan keluarga ‘korban terinfeksi’ di rumah selama dalam proses isolasi. Khususnya mereka yang dinilai tidak mampu dan hanya memiliki pekerjaan serabutan.

Ia mengaku hal itu juga menimpa dirinya selama di ruang isolasi, sesekali ia pernah berbincang dengan seorang yang pernah diisolasi. Saat diisolasi, justru ia banyak melamun bukan karena corona yang dimenimpanya, tapi karena khawatir kepada keluarga. (rok)

Related Articles

Back to top button