PURWAKARTA

Longsor, Akses Jalan Sindangsari Sempat Putus

SEMPAT PUTUS: Jalan menuju Kampung Sindangsari RT 21/7 Desa Parakanlima, Kecamatan Jatiluhur, sempat terputus akibat longsor pada Rabu (4/3) pagi.

PURWAKARTA, RAKA – Pergerakan tanah terjadi di Kampung Sindangsari RT 21/7 Desa Parakanlima, Kecamatan Jatiluhur, Rabu (4/3) pagi, menyebabkan longsor. Bahkan akibat kejadian tersebut akses jalan sempat tertutup.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Purwakarta Wahyu Wibisono mengatakan, akhir-akhir ini memang hujan cukup tinggi turun di wilayah Purwakarta dengan waktu cukup lama. Sehingga kejadian longsor tepatnya di dataran tinggi pun tak terelakan seperti yang terjadi di Kampung Sindangsari. “Tadi material longsor sempat menutupi jalan tapi kami bersama warga akhirnya berhasil membuka kembali tanah-tanah yang menutup jalan,” katanya.

Pria yang akrab disapa Wibi inipun menegaskan, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini dan kondisi di lokasi sudah kembali kondusif. Longsoran tanah berasal dari tanah-tanah tebing yang berada di pinggir jalan.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta juga sempat mengimbau kepada warga masyarakat yang berada di dataran tinggi, seperti Bojong, Darangdan, Pasawahan, Jatiluhur, Sukatani dan lainnya untuk waspada, sebab pemda telah menetapkan status siaga bencana hingga akhir Juni 2020.

Sebelumnya tanah tebing setinggi 100 meter di Kampung Sukamulya RT04/01 Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani ambrol. Warga sekitar pun diimbau untuk menjauh dari lokasi, sebab pergerakan tanah di lokasi itu masih terjadi terlebih intensitas hujan masih cukup tinggi.

Sekretaris Desa Pasirmujul Dadan Supriatna mengatakan, ambrolnya tanah tanah tebing itu mengancam pengguna jalan dan pemukiman penduduk. Sebab di atas tebing itu merupakan akses jalan aktif serta pemukiaman padat, yaitu masuk kampung Hergarmanah RT 005, 006 RW 002. Sementara di bawah tebing merupakan jalan aktif menghubungkan beberapa kampung. “Status tanah itu milik pemda. Tadi pagi pas hujan kembali longsor warga pun sudah kita minta untuk berhati-hati saat melintasi lokasi itu,” ujarnya kala itu.

Ambrolnya tanah tebing di lokasi itu ternyata bukan pertama kali terjadi. Dadan menyebut jika wilayahnya merupakan daerah rawan pergerakan tanah. Dalam peta wilayah, desa ini masuk pada zona merah. “Ada pemukiman penduduk yang berada dibawah tebing kita sudah minta untuk waspada,” katanya. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button