PURWAKARTA

Lulusan BLK Banyak yang Belum Kerja

PURWAKARTA, RAKA – Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan sarana dan prasarana tempat pelatihan yang digunakan untuk mendapatkan keterampilan atau yang ingin mendalami keahlian di bidangnya masing-masing. Sehingga ketika setelah mengikuti pelatihan tersebut, banyak masyarakat yang berharap bisa mendapatkan lapangan pekerjaan. Namun nyatanya, meski jumlah lulusan atau alumni BLK di Purwakarta terus bertambah setiap tanunnya, masih banyak lulusan tersebut yang belum terserap atau bekerja di perusahaan. BLK Purwakarta mencatat, jumlah lulusan yang sudah bekerja baik itu di perusahaan maupun non perusahaan angkanya masih di bawah 50 persen.

Instruktur BLK Purwakarta, Anthoni Wijaya mengatakan, tahun ini BLK Purwakarta memiliki 22 paket kelas latihan yang terbagi menjadi tiga tahap. Pelatihan tersebut terdiri dari berbagai kategori pelatihan, dimulai dari otomotif, las, desain grafis, dan berbagai macam jenis pelatihan lainnya. Dalam satu kelas pelatihan akan diisi oleh 16 siswa, yang mana jika dijumlahkan, total lulusan BLK di Purwakarta tahun ini mencapai 325 orang. “Kita sekarang sedang melakukan tahap pertama, tahap pertama ada tujuh kelas, yang sudah selesai ada empat kelas dan sisanya 3 kelas yang masih berjalan,” ucapnya kepada Radar Karawang, Kamis (2/5).

Anthoni mengungkapkan, angka lulusan akan bertambah setiap tahunnya. Namun, angka serapan tenaga kerja lulusan BLK di dunia industri saat ini masih rendah, yakni masih di bawah 30 persen. “Datanya kan gak pasti, soalnya kan tidak ada batasan waktu harus terserap kapanya. Tetapi Kemenaker memberikan target daya serapnya, yaitu sebesar 30 persen,” ujarnya.

Ketidak pastian data itu disebabkan oleh minimnya laporan yang dilakukan oleh siswa BLK pasca lulus dari pelatihan. Sehingga saat ini pihaknya terus berupaya mengumpulkan data akurat mengenai penyerapan tenaga kerja terhadap lulusan BLK Purwakarta. “Kita sudah sebar kuisioner, bahkan mereka setelah lulus itu akan menerima email sebanyak 3 kali untuk pelaporan mereka,” ungkapnya.

Anthoni menyampaikan, bahwa lulusan BLK tidak harus tersalurkan ke duani Industri, melainkan membuka usaha sendiri seperti UMKM juga lebih dianjurkan. Karena target utama dari BLK bukanlah menyalurkan ke dunia industri, melainkan untuk meningkatkan kualitas dan skil individu yang dimiliki setiap orang. “Penyaluran mah bukan tugas kita, kita hanya meningkatkan skil dan kualitas individu nya,” ujarnya.

Adapun untuk lulusan yang memilih membuka usaha sendiri, sambungnya, saat ini jumlahnya juga masih di bawah 50 persen. Hal itu diketahui dari laporan para alumni melalui pribadi atau grup alumni ataupun aplikasi. “Saat ini kita masih kesulitan mendata para alumni yang sudah bekerja dengab merintis usahanya sendiri. Tapi kita berusaha melalui grup ataupun jalur pribadi untuk mengetahui perkembangan nya,” ujarnya.

Sementara itu, Paris Arabi (24) lulusan S1 yang merupakan salah satu siswa pelatihan BLK Purwakarta mengaku, ia sangat terbantu dengan adanya program pelatihan ini khususnya program desain grafis. Dikarenakan dirinya sedang merintis usaha dibidang fashion dan konveksi. “Saya sangat bersyukur bisa bergabung di BLK Purwakarta, skil dan relasi saya semakin bertambah walaupun baru 2 bulan. Tentunya ini sangat berpengaruh terhadap bisnis yang sedang saya jalani,” pungkasnya. (yat)

Related Articles

Back to top button