Uncategorized

Lumpur Sisa Pengerukan Irigasi Rusak Sawah

Tokoh masyarakat Desa Cikuntul, Waryono

Kades Cikuntul Diminta Perhatikan Petani

TEMPURAN, RAKA – Pengerukan lumpur saluran irigasi Blok Akong Kalen Tinggi, Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran, disesalkan warga. Bukan karena tidak mendukung dengan pembangunan desa, melainkan lantaran tidak ada koordinasi atau musyawarah terlebih dahulu dengan petani.

Lumpur kali yang diangkat ke tanggul irigasi itu sampai meluber ke pesawahan milik warga, bahkan ada tanaman padi juga yang tertimbun lumpur. Akibatnya pemilik sawah direpotkan dengan harus mengangkat kembali tanah yang meluber ke area sawah. Tokoh masyarakat Desa Cikuntul Waryono yang juga sebagai petani menyesalkan dengan kejadian itu, bagi dia bukan karena tidak mendukung dengan adanya pengerukan saluran irigasi, tapi karena tidak ada koordinasi dengan masyarakat terutama petani.

Menurut Waryono, pengerukan saluran irigasi merupakan langkah yang baik untuk kepentingan umum. Hanya saja seharusnya pemerintah desa mengadakan musyawarah atau koordinasi dengan petani, karena sawah yang kena dampak akibat pengerukan lumpur itu merupakan tanah hak milik bukan tanah negara.
“Jangan main seruduk saja, harus pakai santun, jangan mentang-mentang punya jabatan,” jelasnya kepada Radar Karawang, Selasa (18/5).

Waryono mengaku sawah miliknya yang kena dampak pengerukan lumpur tersebut sepanjang kurang lebih 100 meter, dan lumpur irigasi yang masuk ke area sawah selebar 50 cm. Dan meski harus mengeluarkan biaya untuk mengangkat lumpur irigasi yang meluber ke sawah itu, tapi pihaknya tidak meminta ganti rugi.
“Yang penting harus ada koordinasi dulu, jangan sok berkuasa, pada suatu saat akan berhenti juga dan kembali menjadi masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut kata Waryono, untuk memastikan pelaksanaan pengerukan lumpur saluran irigasi yang berimbas pada area sawah itu, sejumlah petani pun sempat mendatangi lokasi pengurukan lumpur, dan ternyata benar bahwa pengangkatan lumpur irigasi sampai ada yang meluber ke area sawah.
“Saya setuju dengan pengerukan irigasi, soalnya saya juga akan menikmati hasil pengerukan itu. Karena saya juga punya sawah di situ, cuma yang jadi persoalan masyarakat itu kenapa kok lurah maen seruduk aja (tanapa ada tembusan terlebih dahulu),” ungkapnya.

Kedepannya dalam segala kegiatan untuk kepentingan warga desa, Waryono meminta kepala desa untuk melakukan musyawarah atau koordinasi terlebih dahulu dengan masyarakat.
“Jangan maen seruduk aja, jadi harus pakai santun. Dia kan pemimpin saya, saya hormati betul,” katanya.

Kepala Desa Cikuntul Kasman mengaku soal pengerukan saluran irigasi tersebut sudah melalui musyawarah, hanya saja tidak secara tertulis. Adapun soal pro kontra dengan pengerukan ini, dia menganggap hal yang wajar. Pihaknya juga akan menerima kritik dan saran dari masyarakat.
“(Wajar) cuma jangan negatif, jangan mengada-ada, jangan menjelek-jelekkan seseorang. Kritik dan saran untuk membangun, kita sama-sama perbaiki Desa Cikuntul. Cuma kalau kritisnya untuk menjatuhkan, kita lawan,” katanya.

Kasman alias Kang Ebod menambahkan harapan petani Desa Cikuntul ini diantaranya ingin ada perbaikan akses jalan menuju pesawahan, aspirasi itu muncul saat dirinya masih menjadi calon kepala desa kemarin.
“Insya Allah pak lurah Ebod punya janji, apabila Ebod jadi kepala Desa Cikuntul, Insya Allah mulai ujung coran (jalan) ini mau diperbaiki,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button