Uncategorized

Macet Parah di Jalan Puncak, Satu Wisatawan Meninggal di Tengah Kemacetan

Radarkarawang.id- Mau liburan tapi malah berujung petaka. Hal itulah yang harus dialami ribuan pelancong yang berwisata ke kewasan Puncak, Kabupaten Bogor. Mereka terjebak kemacetan horor belasan jam sejak Minggu (15/9) hingga Senin (16/9) sore. Bahkan, satu wisatawan meninggal di tengah kemacetan tersebut.

Tepatnya di kawasan Agrowisata Gunung Mas, ribuan kendaraan terjebak, tidak bisa bergerak sama sekali. Pemotor dan mobil saling menumpuk dan terkunci karena hendak menuju arah yang berlawanan. Kondisi diperparah karena banyak pengendara roda dua yang melawan arah sehingga arus kendaraan yang seharusnya satu arah, tersendat hingga mengunci. Di tengah kondisi itu, petaka pun terjadi.

Sekitar pukul 19.00 WIB, Nimih, wisatawan asal Cipayung, Jakarta Timur mengalami sesak napas di tengah kemacetan parah. Perempuan berusia 56 tahun itu kemudian dievakuasi dari bus yang ditumpanginya menuju masjid terdekat untuk mendapat penanganan. Namun, nyawanya tak terselamatkan. “Korban memiliki sakit bawaan (asma dan darah tinggi), dan sudah dievakuasi untuk dipulangkan ke keluarganya,” ujar Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama, kemarin.

Korban bersama keluarga tadinya berwisata ke Agrowisata Gunung Mas Puncak setelah sebelumnya melakukan ziarah. Namun, bus yang ditumpangi korban terjebak macet. Tak sedikit pengendara yang harus menginap di jalan dan baru bisa lepas dari kemacetan pada Senin (16/9) siang. Dari beberapa video yang beredar, banyak pengendara yang juga terjebak di tempat parkir wisata. Mulai dari taman safari, rest area Puncak, hingga kawasan agrowisata Gunung Mas.

Penyebab kemacetan horor di Puncak sejak Minggu (15/9) sampai Senin (16/9), lanjutnya, karena ada beberapa sebab. Antara lain, peningkatan volume kendaraan yang tidak seimbang daya tampung jalan. Berdasarkan data Satlantas Polres Bogor, ada 130.172 kendaraan yang keluar masuk Puncak selama tiga hari, sejak 14-16 September 2024.

Kemudian adanya perilaku pengendara sepeda motor yang tidak tertib. Sebagai contoh, pengendara melawan arah dan saling serobot, mengakibatkan pergerakan kendaraan terhambat. “Ketika mereka bertemu ruang kosong, mereka melambung dan melawan arah sehingga membuat arus lalu lintas terkunci,” imbuhnya.

Untuk mengurai, kepolisian menerapkan kebijakan rekayasa lalu lintas sistem satu arah (SSA) menuju Jakarta untuk mengurai kepadatan kendaraan. “Kita prioritaskan kepada wisatawan agar mudah kembali ke rumah masing-masing,” tutupnya. (asy)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button