GERBANG SEKOLAH

Mahasiswa Dilatih Diplomasi, Dari Teori Tradisional Hingga Modern

KARAWANG, RAKA – Program Studi Hubungan Internasional Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) melatih mahasiswanya berdiplomasi, apalagi saat ini teori diplomasi terus berkembang. Program Studi Hubungan Internasional Unsika mengadakan seminar nasional yang dilaksanakan secara daring. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para peserta. Sebagian besar peserta berasal dari Unsika. Saat ini sistem diplomasi sudah menggunakan basis public relations. Hal ini menimbulkan regulasi sistem pemerintahan dua negara saling mendukung adanya kerjasama yang menguntungkan. “Sesuai dengan namanya yakni Webinar Nasional Diplomasi, Public Relations dan Kerjasama Antara Pemerintah Indonesia dan Singapura.

Tujuannya supaya mahasiswa mengerti dan memahami tentang diplomasi kedua negara yang saat ini sudah berbasis public relations,” ujar Made Panji Teguh Santoso, dosen Tetap Program Studi Hubungan Internasional, sekaligus moderator kegiatan.

Sebanyak 527 peserta hadir dan mengikuti kegiatan tersebut. Selama kegiatan berlangsung tidak ada kendala teknis apapun yang dialami. Hanya terdapat kendala non teknis seperti rasa lelah dan bosan dari peserta. Hal ini telah diatasi dengan cara menyampaikan materi secara menarik serta adanya diskusi yang hidup antara peserta dan pemateri.

Ia menambahkan, diplomasi tradisional yang digunakan dahulu hanya melibatkan pejabat pemerintah saja. Seiring berkembangnya teknologi, sistem diplomasi pun ikut mengalami perubahan. Di era masa kini, sistem diplomasi telah bergeser menjadi sifat soft power. Banyak pihak yang terlibat dalam diplomasi. Media pun ikut berpartisipasi dalam diplomasi.

Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan citra diri negara. “Pertanyaan yang bagus. Dalam pemaparan narasumber dan diskusi yang menyertainya terungkap bahwa media memegang peranan yang sangat penting dalam diplomasi modern. Diplomasi modern, yang lebih sering disebut sebagai diplomasi publik, membutuhkan keterlibatan media yang bukan saja cerdas, namun juga dapat membuka jejaring berita dan organisasi yang dapat mendukung terciptanya kerjasama antarbangsa. Media yang cerdas dan terpercaya bukan hanya akan mewartakan kebenaran, namun juga akan dapat membantu upaya negara untuk menciptakan dan mempertahankan citra (image) nya,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button