Mahasiswa Gelar Lomba Lato-lato di Pondoksalam
PURWAKARTA, RAKA – Mengedukasi permainan tradisional, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kampus STIES Indonesia Purwakarta kelompok 8 yang ditempatkan di Desa Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, mengadakan perlombaan lato-lato bagi anak-anak.
Kegiatan yang digelar di Lapang Badminton Kantor Desa Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta itu diikuti 17 orang anak-anak di wilayah tersebut.
Ketua KKN STIES Indonesia Purwakarta kelompok 8 Aji Suryadi mengatakan, lato-lato merupakan permainan jadul di era tahun 80-an ini, saat ini sudah banyak diminati kembali khususnya para anak-anak usia 6-12 tahun.
Berdasarkan penelitian para ahli, kata dia, permainan lato-lato ini dapat meningkatkan kemapuan anak sebesar 30 persen dan dapat mengurangi konsumsi gadget yang berlebihan.
“Untuk itu, kami mahasiswa KKN Kelompok 8 Kampus STIES Indonesia Purwakarta berupaya menyampaikan edukasi mengenai penggunaan lato-lato secara aman, melalui perlombaan. Kami Memberikan pesan edukasi kepada mereka supaya lato-lato tetap menyenangkan, sehat dan aman,” ucap Aji, Selasa (31/1).
Menurut Aji, lato-lato dapat menjadi salah satu alternatif permainan yang menggabungkan psikomotorik, afektif dan pengetahuan.
Dia berharap kepopuleran lato-lato bisa mendorong orang untuk kembali memainkan permainan-permainan tradisional yang lain, sehingga tidak hanya terpaku pada permainan digital saja.
“Penyelenggaraan lomba lato-lato ditujukan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak, mengenai penggunaan permainan tradisional seperti lato-lato. Kami adakan kegiatan pengabdian ini karena memang ada yang pro dan kontra terhadap permainan lato-lato,” ujarnya.
Walupun pro dan kontra, perlombaan lato-lato ini bisa berguna dan menjadi wadah permainan anak-anak, yang dapat menguji keseimbangan, ketelitian dan ke kreativitas anak dalam memainkan lato-lato.
“Lewat perlombaan ini, kami harapkan anak-anak tidak hanya terpaku pada gadget mereka, tapi mereka akan bergerak, bisa bermain bersama teman-temannya. Sehingga bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati antar mereka,” imbuhnya.
Ia juga menyebut bahwa permainan lawas ini juga sangat mendukung perkembangan motorik pada anak. “Dengan adanya aktivitas seperti ini, anak-anak menjadi tidak mager (malas bergerak), fisiknya tambah sehat, kreatifitasnya akan muncul dan bisa mengurangi penggunaan gawai,” lanjutnya.
Lato-lato di Indonesia sebagai mainan tradisional anak-anak telah dikenal dan dimainkan serta menjadi tren mode pada era 1970-an oleh anak-anak Makassar dan beberapa daerah di Pulau Jawa. (gan)