Kurang Air, Sawah Retak-retak

RETAK-RETAK : Terlihat sawah di wilayah Wadas yang belum lama ditanami kondisi tanahnya retak-retak. Hal itu terjadi akibat kurangnya pasokan air yang mengairi areal pesawahan tersebut.
LEMAHABANG, RAKA – Musim tanam telah tiba, meskipun diberbagai tempat ada yang mengeluhkan banjir. Namun di beberapa wilayah kecamatan lain, seperti Kecamatan Majalaya, Kecamatan Lemajabang, Kecamatan Banyusari dan Kecamatan Tirtamulya, masih kekurangan air.
Info yang dihimpun Radar karawang, persemaian dan lahan sawah yang baru ditandur pun mengering dan retak-retak. Dikatakan salahsatu tokoh tani Majalaya Saepul, saat ini para petani sedang melakukan olah tanam, tentunya para petani membutuhkan banyak air untuk kelangsungan pertumbuhan padi. Namun, para petani dihadapkan dengan problem kekurangan air hingga sawah mereka mengering. “Petani di Majalaya kurang air, padahal tanam padi baru mulai,” ujarnya.
Bahkan ia menyebutkan hal ini aneh, karena di waktu yang rentang beberapa hari paska banjir, justru di beberapa irigasi mulai mengering dan kekurangan air dan membuat petani bingung dalam melakukan olah tanam.
Ia juga menyebutkan, hanya ada tiga hal yang membuat petani berhenti bertani. “Petaninya meninggal, lahannya dijual dan tidak ada air untuk mengairi sawah,” ucapnya.
Sebelumnya, kekeringan area pesawahan juga sempat dikeluhkam petani di Desa Pulojaya, Kecamatan Lemahabang Atam. Tanaman padi milik petani Lemajabang bisa terancam mati jika pasokan air terus berkurang. Terlebih, saat ini petani sudah melakukan pengolahan tanam, dari semai sampai ada yang sudah tandur. “Ada yang semai belum tandur, ada juga yang sudah tandur ikut terancam,” katanya.
Untuk itu, ia berharap, pihak terkait bisa berikan informasi detail terkait suplay air. Karena dengan menunggu dan berharap hujan, entah kapan bisa terlaksana. Sementara irigasi surut.
Sementara itu, PPL Kecamatan Lemahabang, Suhada mengatakan, Senin pagi (20/1) air dari irigasi sudah mengalir, meskipun nampak baru setengahnya. (rok)