Mahir Buat Minatur Lokomotif
TUNJUKAN HASIL KARYA : Jaenudin memperlihatkan hasil miniatur lokomotif KA buatannya yang laku di pasaran hingga luar Jawa.
PURWAKARTA, RAKA – Pandemi Covid-19 yang sudah mewabah belakangan, bukan alasan untuk tidak tetap kreatif untuk inovatif. Hal inilah yang dibuktikan Jaelani warga Kampung Babakan Amil, RT 47 RW03 Keluarga Nagri Kidul, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta. Pasalnya, dari tangan pria berusia 36 tahun itu bisa menghasilkan karya yang patut diacungi jempol yaitu miniatur kereta api.
Miniatur lokomotif kereta api (KA) sepanjang sekitar 45 sentimeter itu didominasi warna putih. Di beberapa bagian, terdapat corak merah dan biru yang sangat khas. Sejumlah jendela hitam dan lampu di bagian depan membuat tampilannya makin menyerupai bentuk asli.
Jari-jemari Jaelani, terlihat begitu terampil. Satu persatu bahan miniatur KA dipersiapkannya. Menggunakan alat sederahana berupa gergaji besi, cutter serta gunting berukuran sedang, bahan-bahan miniatur kereta seperti lembaran polivinil klorida (pvc), sticker dan cat, dipotongnya sesuai ukuran lokomotif KA berskala 1:80.
Jaelani mengungkapkan, ide membuat miniatur kereta api ini, awal kencintaan melihat kereta api sejak kecil dan langsung mencoba membuatnya. “Awal membuat miniatur kereta itu pada tahun 2017 mencoba buat dari dua bekas mie instan, namun gagal. Setelah itu saya membuat dengan bahan lain yakni PVC, alhamdulillah berhasil,” ujar pria yang akrab disapa Jae, Selasa (3/11).
Dirinya menuturkan, bahwa pintu rezekinya berawal dari sebuah hobi dan dirinya sangat menyukai kereta api, terutama kereta api zaman dulu. “Awalnya ini cuma hobi, tidak perlu dibutuhkan keterampilan khusus, namun yang dibutuhkan keuletan dan ketelitian. Asal kita suka, apapun yang dikerjakan pasti akan selalu mudah,” tuturnya.
Jae mengaku, ilmu membuat miniatur KA itu diperolehnya secara otodidak. Berbekal informasi di internet, Jae lantas mencoba untuk membuat miniatur lokomotif KA itu. “Tidak ada yang mengajari, saya melihat gambar dari internet. Kemudian saya langsung membuat miniatur lokomotif dengan memotong PVC menggunakan alat seadanya,” ucap Jae.
Dirinya mengakui, untuk satu miniatur lokomotif, mampu diselesaikan proses pembuatan selama dua hingga lima hari. Tapi itu pun tergantung pesanan. Kalau lagi santai bisa diselesaikan dalam waktu dua hari. “Saya ngerjainnya sepulang kerja kang, lumayan buat nambah pundi-pundi penghasilan. Namun, jika sedang banyak kerjaan, tentu waktunya bisa lebih lama karena hasilnya akan lebih detail supaya mirip dengan bentuk aslinya,” jelasnya.
Untuk satu lokomotif, kata Jae, dirinya dihargai 200 ribu rupiah persatu lokomotif dan untuk satu gerbong dihargai 150 ribu. “Untuk model lokomotif yang pernah dibuat yakni CC 206, CC 201, CC 202, CC 203 dan BB 304, serta jenis KRD,” paparnya.
Ia pun tak perlu repot-repot untuk memasarkan miniatur gerbong KA buatannya. Sebab, nama besar Jenudin sudah tak asing di kalangan pencinta minitur KA. Selain itu, ia juga bisa meraup keuntungan sekira Rp1 juta hingga Rp3 juta dari hasil karyanya itu setiap bulannya. “Jualnya lewat facebook. Kebanyakan dari luar daerah, Lampung, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bandung, Banten, Cianjur dan Jakarta. Pasaran di Purwakarta kurang peminat. Saat Pandemi Covid-19 ini terasa berpengaruh, pada bulan ini saja hanya tiga unit lokomotif yang terjual. Dulu sebelum ada Covid-19 dalam satu minggu bisa terjual 3 sampai 5 unit,” ujar Jae. (gan)