Makan Gorengan Picu Obesitas
Nanda Maulana
KARAWANG, RAKA- Mengonsumsi makanan yang digoreng, termasuk ikan, kentang goreng, potongan ayam, tempe, tahu, dan bakwan bahkan bisa jadi adalah kegemaran bagi sebagian orang. Gorengan atau makanan yang digoreng biasanya memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, sehingga sering kali menimbulkan efek candu. Beberapa penelitian pada orang dewasa menemukan hubungan antara makanan yang digoreng dengan penyakit kronis.
Nanda Maulana, mahasiswa Stikes Horizon Karawang mengatakan, bahwa makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi. “Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat badan dan obesitas,” kata Nanda, kepada Radar Karawang, Rabu (24/11).
Nanda menambahkan, bahwa selain memicu obesitas, terlalu banyak makan yang mengandung minyak goreng adalah meningkatnya risiko penyakit jantung. “Telah diketahui bahwa gorengan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas, sementara obesitas adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung,” tambahnya.
Nanda menuturkan, bahwa minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. “Peningkatan kolesterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke,” tuturnya.
Ia menjelaskan, bahwa masyarakat harus sudah mulai mengurangi makan makanan yang di goreng karena tingkat obesitas orang Indonesia sangat tinggi. “Beralih ke makanan yang dikukus atau di panggang saja,” tandasnya. (cr8)