Karawang
Trending

Marak Lagi Pemerasan Lewat Sosial Media

radarkarawang.id – Aksi penipuan dan pemerasan secara online kembali marak terjadi. Sejumlah warga Karawang melaporkan nyaris menjadi korban kejahatan siber dengan berbagai modus, mulai dari panggilan video hingga ancaman di media sosial.

Salah satunya dialami oleh Dian Mardiansyah (31) warga Karawang. Ia mengaku hampir menjadi korban penipuan setelah menerima panggilan telepon dan video call dari seseorang yang mengaku sebagai anggota kepolisian.

“Beberapa waktu lalu saya ditelepon dan di-video call oleh orang tak dikenal. Orang itu mengenakan seragam seperti polisi dan mengaku dari Mapolda,” katanya kepada Radar Karawang, Rabu (8/10).

Yang membuatnya curiga, sambungnya, pelaku tersebut mengetahui alamat lengkap dan nomor NIK miliknya. “Saya tidak pernah kenal orang itu. Jadi saya menduga ada kebocoran data pribadi,”paparnya.

Pelaku kemudian menuduh Dian terlibat dalam pencucian uang hasil judi online dan mencoba menakut-nakutinya. Namun karena merasa tidak bersalah, Dian tetap tenang dan menyadari bahwa orang tersebut hendak menipu dan memerasnya.

“Karena saya tidak mudah ditipu, akhirnya orang itu malah mengirimkan suara musik dengan kata-kata kotor. Mungkin dia kesal gagal menipu saya,”ungkapnya.

Dian berharap masyarakat lebih berhati-hati terhadap nomor dan akun tidak dikenal yang menghubungi secara tiba-tiba. “Jangan mudah percaya dengan siapa pun yang mengaku aparat atau lembaga resmi tanpa bukti jelas,”pesanya.

Sementara itu, warga Karawang lainnya Romli (32) juga menceritakan kasus serupa yang menimpa temannya. Menurutnya, temannya hampir menjadi korban pemerasan setelah bergabung dalam sebuah grup di aplikasi Telegram.

“Awalnya dia masuk ke grup Telegram. Lalu ada orang yang tiba-tiba menghubungi dan berkenalan. Setelah itu, orang tersebut meminta transfer Rp100 ribu dan mengancam akan menyebarkan foto profilnya,” ujar Romli.

Romli mengatakan, temannya bahkan diteror oleh beberapa nomor berbeda hingga ketakutan. Ia kemudian membantu dengan meminta pelaku berhenti menghubungi temannya dan menyarankan agar keluar dari grup Telegram tersebut.

“Alhamdulillah setelah itu tidak ada teror lagi. Jadi masyarakat harus lebih hati-hati menggunakan media sosial agar tidak menjadi korban penipuan online,”tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button